Logo Bloomberg Technoz

“Waktu itu sudah ditampilkan [prototipe] di GIASS yang terakhir kemarin (2025). Itu udah ditampilkan, jadi calon mobnas (mobil nasional) itu yang kemarin disampaikan oleh Bapak Presiden,” kata Agus kepada awak media selepas menghadiri acara “Kumparan AI for Indonesia 2025” di The Ballroom at Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (23/10/2025).

Terkait dengan persiapan industri, dia menyebut kini pihaknya sudah siap menjalankan program mobil nasional dan telah mengusulkan industri mobnas masuk PSN. 

“Minggu lalu, saya sudah tanda tangan surat yang ditujukan kepada Menteri Bappenas untuk Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), ini usulan saya, Bappenas bisa menetapkan proyek mobil nasional yang menjadi garis kebijakan dari Bapak Presiden itu bisa jadi PSN,” ujar Agus.

“Industrinya sudah siap, saya juga sudah berbicara kok dengan perusahaan,” tegas dia.

Lantas, bagaimana industri mobil RI dari era Soeharto hingga rencana Prabowo? Berikut ulasannya. 

1. Maleo
Menukil pelbagai sumber, Maleo adalah mobnas yang diinisiasi oleh Presiden Republik Indonesia (RI) ke-3, Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie. Rencananya, mobil ini bakal dikembangkan bersama Rover, produsen otomotif asal Inggris.

Maleo merupakan program bernama Mobil Masyarakat Murah. Proyek ini mulai marak dibicarakan sejak 1994, saat Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengusulkan kepada Habibie yang kala itu menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) RI, yang selanjutnya usulan tersebut disampaikan ke Soeharto.

Saat itu, pembangunannya didukung dengan komponen dalam negeri yang disokong sejumlah Badan Usaha Milik Negara Strategis (BUMNIS). Maleo dirancang oleh 83 insinyur dan para ahli teknik BUMNIS, yang meliputi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), Pindad, Lembaga Elektronika Nasional (LEN), INTI, BARATA, dan Krakatau Steel.

Guna menghidupkan industri otomotif Tanah Air, Maleo ditargetkan memakai 60% komponen lokal, sedangkan sisanya masih memanfaatkan teknologi Australia dan Inggris. Sejatinya, Habibie kala itu menginginkan Maleo dapat meluncur di jalanan Indonesia pada 1998. Namun proyek ini berakhir, dengan pendanaan proyek dialihkan ke Timor, proyek mobnas milik Tommy Soeharto.

2. Timor
Timor merupakan proyek mobnas terkemuka yang dirilis pada era Presiden RI kedua, Soeharto. Mobil ini diproduksi oleh PT Timor Putra Nasional (TPN) kepunyaan Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, anak kelima atau bungsu dari penguasa Orde Baru tersebut. PT TPN pertama kali dibentuk sesudah diterbitkannya Intruksi Presiden (Inpres) Nomor 2 Tahun 1996 tentang Pembangunan Industri Mobil Nasional, yang diteken oleh Soeharto.

Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Model pertama Timor S515i diluncurkan pada 8 Juli 1996 di Jakarta. Akan tetapi, sempat menuai kontroversi, karena mobil ini melabeli ulang produk lain dengan merek sendiri (rebadge) dengan Kia Sephia yang diproduksi pabrikan KIA asal Korea Selatan (Korsel).

Munculnya proyek mobnas milik Tommy Soeharto ini pun sempat memicu protes dari kalangan industrian buatan Jepang. Pemerintah RI dinilai tak adil dengan produsen mobil asing. Pasalnya, Soeharto menuntut produsen mobil asing memakai 60% komponen lokal apabila hendak dibebaskan dari pajak impor, sedangkan Timor mengimpor mobil secara utuh dari Korsel.

3. Bimantara
Seusai Soeharto memberikan “fasilitas istimewa” kepada PT TPN, produsen mobil asal Jepang mulai banyak mengajukan rencana untuk membangun mobil buatan Indonesia atau mobil nasional. Tak hanya Tommy Soeharto, bahkan perusahaan kepemilikan anak ketiga Soeharto, Bambang Triatmodjo pun meminta fasilitas serupa kepada sang ayah.

Saat itu, perusahaan milik Bambang adalah PT Bimantara Citra, yang bakal bekerja sama dengan Hyundai Motors Company. Jika Timor merupakan hasil versi rebadge Kia Sephia, Bimantara Cakra adalah hasil melabeli ulang produk lain dengan merek sendiri dengan Hyundai Accent dan Bimantara Nenggala dari rebadge Hyundai Elantra.

Akan tetapi, proyek mobnas Bimantara ini tak berlanjut karena lengsernya atau pengunduran diri Soeharto sebagai presiden.

4. Esemka
Pada 2012, nama mobil Esemka sempat ramai dibicarakan publik, lantaran Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) mengenalkan mobil tersebut, yang kala itu dirinya masih menjadi Wali Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng).  Jokowi pun sempat menggunakan mobil Esemka sebagai kendaraan dinasnya. Mobil tersebut juga sempat digadang-gadang menjadi mobnas.

Ide pembuatan mobil Esemka muncul dari Sukiyat, pemilik bengkel Kiat Motor asal Klaten, Jateng. Sukiyat merupakan sosok yang kerap membantu siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di dunia otomotif daerah Solo.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) tinjau booth ESEMKA di pameran IIMS 2023,JIExpo Kemayoran, Kamis (16/2/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Pada 2019, ketika Jokowi menjadi presiden, dia meresmikan PT Solo Manufaktur Kreasi, pabrik mobil Esemka, di Sambi-Boyolali, Jateng. Kandungan komponen lokal mobil ini berkisar 50-90%.

Namun sampai 2 periode era pemerintahan Jokowi, mobil Esemka tak pernah terdengar kembali. Malah dia digugat ke Pengadilan Negeri (PN) Solo soal gagalnya produksi massal mobil tersebut. Gugatan ini dari Aufaa Luqmana Re A, anak dari Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman. Perkara ini terdaftar secara resmi dengan nomor PN SKT-080420250 pada Rabu (8/4/2025).

5. Maung
Selanjutnya, ada mobil Maung buatan PT Pindad (Persero) yang sering digunakan oleh Prabowo untuk menghadiri sejumlah kunjungan kerja (kunker) ke pelbagai daerah. Pindad mengeklaim produksi mobil Maung MV3, yang disebut-sebut bakal menjadi calon mobil dinas pejabat Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Prabowo, seluruhnya dilakukan di dalam negeri yakni mulai dari proses desain sampai perakitan.

Kendaraan taktis Maung MV3-EV, Pandu saat Indo Defence Expo di JIExpo Kemayoran, Rabu (11/6/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Hal itu diketahui seusai Pindad mengunggah video berdurasi singkat di YouTube resminya beberapa waktu lalu. 

Dalam keterangannya, Pindad menjelaskan proses produksi Maung MV3 dimulai dengan menyusun spesifikasi teknis dan kebutuhan pengguna yang dituangkan dalam dokumen system requirement specification (SRS) serta test & evaluation master plan.

Selanjutnya tim insinyur (engineering) PT Pindad mengembangkan desain mulai dari perancangan konsep hingga desain teknis; yang mencakup penyesuaian performa, desain eksterior, desain interior, penentuan material interior, dan eksterior, serta berbagai detil komponen yang sesuai dengan dimensi dan regulasi kendaraan.

(ain)

No more pages