Menurut hitung-hitungan Kementerian ESDM, kebutuhan bioetanol untuk menjalankan program mandatori E10 itu sekitar 1,2 juta kiloliter.
“Tetapi memang harus ada prosesnya itu, mekanisasi teknologi, jadi ini akan kolaborasi plasma inti lah, supaya juga ekonomi di daerah bisa tumbuh,” kata dia.
Di sisi lain, dia menambahkan, pemerintah bakal memberikan insentif untuk mendorong pengembangan industri bioetanol di dalam negeri.
Bahlil berharap sejumlah paket insentif itu bisa mendorong investasi baru untuk pengembangan rantai pasok bioetanol dari sisi hulu bahan baku sampai pabrik pengolahan.
“Pasti ada insentif, bisa ada tax holiday, kemudian market captive,” kata dia.
Belakangan, PT Pertamina (Persero) dan perusahaan migas Brasil, Fluxus meneken MoU kerja sama pada pertemuan bilateral di Istana Negara, Kamis (23/10/2025) kemarin.
Penandatangan MoU tersebut disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva.
Selepas seremoni MoU itu, Chief Investment Officer (CEO) BPI Danantara Pandu Sjahrir mengatakan Pertamina akan mengembangkan bensin etanol dengan Fluxus.
Akan tetapi, dia belum dapat mengungkapkan perincian kerja sama tersebut.
“Jadi energi itu renewable, terus sektor pangan, dan sektor pembangkit tenaga listrik, dan Pertamina itu soal sustainable fuel,” kata Pandu.
“[Pengembangan etanol] kurang lebih begitu,” tegas dia.
Bahan Baku
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan Indonesia akan melakukan kerja sama dengan Brasil untuk menyiapkan bahan baku bioetanol, dalam rangka mempersiapkan mandatori E10 yang ditarget berlaku 2027.
Amran menjelaskan Indonesia akan meminta Brasil membantu penanaman bahan baku etanol yakni ubi dan tebu. Selain itu, Brasil akan menjadi mitra Indonesia dalam proyek pembangunan pengolahan bioetanol.
“Kita rencananya mau, perintah Bapak Presiden menanam ubi, itu rencana kita; dan pengembangan tebu,” kata Amran kepada awak media, di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (23/10/2025).
“Rencana [dengan Brasil] penanaman [bahan baku bioetanol] dan pabrik [bioetanol]. Iya, [akan ada] transfer teknologi,” tegas dia.
(naw)
































