Komoditas penting itu adalah beras, yang menjadi bahan pangan utama masyarakat Tanah Air. Harga beras juga sangat berpengaruh terhadap fluktuasi harga komoditas lain.
"Salah satu rahasia kenapa Pak Harto bisa bertahan 32 tahun adalah beliau bisa menjaga stabilitas harga beras utamanya. Karena yang lain akan ikut harga beras," tutur dia.
Hingga akhir September 2025, pemerintah mencatat inflasi sebesar 2,65% secara tahunan (yoy), melewati target inflasi sepanjang tahun ini yang dipatok 2,5%.
Dari sisi wilayahnya, Badan Pusat Statistik (BPS) juga melaporkan masih ada sejumlah provinsi ang mengalami inflasi tertinggi pada September 2025 secara tahunan (year-on-year/yoy). Berada di urutan pertama ialah Sumatra Utara dengan laju inflasi 5,32%, jauh dari rentang target inflasi nasional sebesar 1,5-3,5%.
Sekretaris Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir menyebutkan provinsi dengan inflasi tertinggi berikutnya ialah Riau 5,08%, Aceh 4,45%, Sumatra Barat 4,22%, dan Sulawesi Tengah 3,88%.
"Kemudian, Jambi 3,77%, Sulawesi Tenggara 3,68%, dan Papua Pegunungan 3,55%," kata Tomsi dalam rapat pengendalian inflasi daerah, Senin (6/10/2025) lalu.
Dia meminta kepala daerah di 10 wilayah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, untuk bekerja lebih keras mengendalikan kenaikan harga barang kebutuhan pokok.
(ain)
































