“Saya warga DC yang bangga. Saya tidak ingin melihat militer digunakan untuk menekan kota-kota Demokrat dan membungkam perbedaan pendapat,” ujar O’Donnell sambil memegang poster yang menggambarkan Trump mengenakan pakaian seperti pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. “Saat saya berbicara, saya melihat spanduk wajah Trump tergantung di gedung federal di samping bendera AS — dan negara sering kali tidak sadar ketika mereka perlahan tergelincir ke arah otoritarianisme, sampai hal itu benar-benar terjadi.”
Di Tengah Penutupan Pemerintahan
Aksi ini berlangsung di tengah penutupan (shutdown) pemerintahan AS yang telah memasuki hari ke-18. Kebuntuan antara Demokrat dan Republik di Senat terkait perpanjangan subsidi layanan kesehatan menjadi penghalang disahkannya rancangan anggaran untuk membuka kembali pemerintahan.
“Saya berharap para senator dari Partai Republik mau sadar, berhenti menjilat Trump, dan mulai menjalankan tugas mereka mengurus negara,” kata Michelle Farrell (51 tahun), kontraktor federal yang datang dari pinggiran Maryland ke Washington.
Trump, yang menghabiskan akhir pekan di kediaman Mar-a-Lago, Florida, menanggapi enteng protes tersebut dengan mengatakan bahwa dirinya “bukan seorang raja.” Kepala protokol Gedung Putih, Monica Crowley, justru membalas dengan unggahan di media sosial X yang menampilkan video AI bergaya satir memperlihatkan Trump di balkon Gedung Putih mengenakan pakaian kerajaan lengkap dengan mahkota.
Para pengunjuk rasa menentang berbagai kebijakan Trump, termasuk rencananya untuk mengirim Pasukan Garda Nasional ke kota-kota besar, melakukan razia imigrasi, serta memotong bantuan luar negeri dan program sosial dalam negeri yang selama ini didukung Partai Demokrat.
(bbn)


































