Logo Bloomberg Technoz

IHSG Bisa 9.000 Jika Semua Saham Konglomerasi Masuk Indeks Global

Recha Tiara Dermawan
16 October 2025 18:35

Pekerja di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/9/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Pekerja di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (8/9/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai masih memiliki ruang penguatan hingga mencapai level 9.000. Level ini bisa tercapai jika pergerakan saham konglomerasi terus melanjutkan tren penguatan hingga masuk konstituen indeks global.

Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto mengatakan, jika hanya menitikberatkan pada saham fundamental, yang mencerminkan kondisi riil ekonomi saat ini, maka IHSG hanya berada di kisaran 7.000. 

“Kalau hanya dari fundamental saja, IHSG kami lihat masih di kisaran 7.000. Namun, kalau memasukkan saham-saham dari grup konglomerat yang selama ini mendorong penguatan sampai 8.000, bahkan kalau misalkan bisa mencapai MSCI mungkin bisa naik ke 8.800 atau 9.000,” ujar Rully di Jakarta, Kamis (16/10/2025).


Meski demikian, ia menegaskan bahwa secara valuasi, pasar saat ini sudah berada pada level tinggi. “Kalau dilihat dari fundamental, dari sisi price to earnings ratio, memang sudah overvalue,” katanya.

Menurut Rully, saham-saham berfundamental kuat seperti ASII, TLKM, dan UNVR masih jadi acuan utama cerminan kondisi riil ekonomi.