Hubungan AS dan India sempat menegang sejak Trump memberlakukan tarif sebesar 50% terhadap barang-barang asal India. Kebijakan itu disebut Trump sebagai bentuk hukuman atas pembelian minyak mentah Rusia oleh New Delhi. Ketegangan meningkat setelah AS juga menaikkan biaya pengajuan visa kerja H-1B menjadi US$100 ribu, yang sebagian besar digunakan oleh pekerja teknologi asal India.
Bulan lalu, Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman menyatakan negaranya akan terus membeli minyak Rusia sesuai dengan “apa yang paling sesuai bagi kami.” Sementara itu, Direktur Keuangan Indian Oil Corp, Anuj Jain, mengatakan perusahaan akan melanjutkan pembelian tergantung pada pertimbangan ekonomi. Kargo minyak Rusia biasanya ditawarkan dengan diskon, membuatnya tetap menarik.
Namun pada Rabu, seorang pejabat di New Delhi menyebutkan bahwa India dapat meningkatkan pembelian minyak mentah dari AS. India juga dikabarkan mempertimbangkan konsesi perdagangan lainnya, termasuk penghapusan tarif terhadap suku cadang mobil dan baja asal AS jika pemerintahan Trump melakukan hal serupa, menurut laporan Bloomberg News.
Pembelian minyak Rusia oleh India sempat turun sedikit bulan lalu, tetapi masih mencakup sekitar sepertiga dari total impor minyak negara itu, meskipun ada tekanan dari AS untuk mengurangi ketergantungan tersebut. India menjadi salah satu importir utama minyak Rusia sejak perang di Ukraina meletus pada 2022, memanfaatkan harga diskon yang ditawarkan dibanding pemasok lain.
Trump mengindikasikan bahwa konflik tersebut dapat segera mereda. Pada Rabu, ia memuji Modi sebagai “pria hebat” dan mengatakan mereka memiliki “hubungan yang sangat baik.”
Keduanya juga berbicara pekan lalu untuk meninjau perkembangan pembicaraan dagang, dan Modi mengatakan telah terjadi “kemajuan yang baik” dalam negosiasi tersebut.
Trump kini memiliki ruang gerak lebih luas untuk menjaga harga minyak tetap rendah — yang dianggapnya sebagai prioritas ekonomi utama — karena Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) tengah meningkatkan produksi, sehingga pasokan global tetap melimpah meskipun produksi AS mencapai rekor tertinggi.
India termasuk salah satu negara pertama yang memulai negosiasi dagang dengan AS awal tahun ini, setelah Trump mengancam akan mengenakan tarif menyeluruh terhadap mitra dagangnya di seluruh dunia. Namun, kedua pihak gagal mencapai kesepakatan, sebagian karena hubungan India dengan Moskow dan keengganannya membuka pasar pertanian.
Trump sebelumnya mengecam India atas pembelian minyak Rusia, menyebut langkah itu turut mendukung invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina. Pemerintah Modi membela diri dengan alasan bahwa impor tersebut penting untuk menjaga keamanan energi nasional.
“Jika India berhenti membeli minyak, semuanya akan jauh lebih mudah,” kata Trump. “Dan mereka akan kembali membeli minyak setelah perang usai.”
(bbn)
































