Reli harga SUN terus berlanjut di tengah strategi Bendahara Negara dalam melakukan efisiensi dan pengalihan anggaran belanja negara yang tak terserap sesuai rencana dalam APBN.
Purbaya memaparkan, efisiensi juga dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah utang negara dari target permulaan, menjadi dorongan bagi harga SUN untuk terus melejit di pasar.
“(Di samping pengalihan anggaran) bisa juga saya pakai untuk mengurangi utang saya, mengurangi penerbitan (Surat Berharga Negara/SBN),” tegas Purbaya di Kantor Direktorat Jenderal Pajak Kemenkeu, Jakarta kepada para jurnalis, Rabu.
Menurut dia, pengurangan jumlah penarikan utang dari target mula–mula juga bisa dilakukan sebagai langkah efisiensi. Pasalnya, hal ini bisa mencegah pemborosan membayar bunga utang, terlebih jika dana hasil penarikan utang tidak digunakan untuk hal yang krusial.
“Kalau saya mengurangi utang bagaimana? Kalau saya tidak perlu kenapa harus terbitkan sesuai target di depan? Saya mencegah inefisiensi budget dengan menerbitkan surat utang tambahan yang uangnya tidak dipakai,” jelas Purbaya.
Terlebih lagi Menkeu membuka peluang untuk tidak meneruskan langkah penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) atau skema utang negara lain pada tahun ini, jika tidak membutuhkan anggaran sampai penghujung tahun.
“Jadi tidak harus diambil uangnya di sana. Artinya tidak diteruskan penerbitan utangnya atau skema utangnya,” kata dia.
Mengacu data Bloomberg siang hari ini, imbal hasil obligasi pemerintah acuan Indonesia turun ke level terendah dalam lebih dari empat tahun, didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan dan tingginya permintaan dari dalam negeri terhadap aset berpendapatan tetap tersebut.
Imbal hasil obligasi tenor 10 tahun turun sebesar 7,7 basis poin menjadi 5,945%, yang merupakan level terendah sejak Januari 2021.
(fad/aji)































