“Pada historis kejadian La Nina/cuaca basah, curah hujan yang turun pada sore/malam hari berdampak positif terhadap proses pembentukan buah dan peningkatan jumlah TBS (Tandan Buah Segar) yang dioptimalkan dengan peningkatan akses panen dan early warning system hama dan penyakit serta kelancaran angkutan TBS ke pabrik” tambah Noor.
Noor menyebut, Berdasarkan pemantauan data historikal perkebunan perseroan, diketahui bahwa El Niño memberikan dampak lebih besar terhadap produksi dibandingkan La Niña. Namun demikian, berkat antisipasi melalui teknologi berbasis internet of things (IoT) dalam platform Teladan Productivity Technology Science (TPTS), dampak El Nino bisa ditekan.
“Pada periode El Niño tahun lalu, misalnya, TPA berhasil mempertahankanproduksi dengan capaian TBS inti tahun 2024 sebesar 1.071.173 ton, tumbuh 0,3% dibandingkan tahun 2023, sementara produksi TBS plasma meningkat 2,3% YoY menjadi 148.121 ton.” kata Noor.
Ia juga bilang, hingga semester I/2025, tren positif ini masih berlanjut dengan produksi TBS inti mencapai 544.287 ton, tumbuh 4,5% YoY, dan TBS plasma 75.478 ton, meningkat 9,6% YoY.
(ell)
































