“Tepatnya tergantung swastanya. Kalau Pertamina dari awal siap dan berniat baik mengikuti arahan pemerintah membantu swasta,” kata Roberth.
Menurut dia, pembahasan ini mencakup seluruh badan usaha BBM, termasuk ExxonMobil dan Shell, meski SPBU mini Mobil milik Exxon diklaim masih memiliki stok hingga akhir Oktober.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim pasokan BBM dasaran untuk PT Vivo Energi Indonesia (Vivo) dan PT Aneka Petroindo Raya (BP-AKR) diperkirakan tiba pada akhir Oktober 2025.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Laode Sulaeman menyebutkan bahwa Pertamina Patra Niaga akan menyiapkan base fuel dengan spesifikasi tinggi guna memenuhi kebutuhan dua operator SPBU swasta tersebut.
“Iya, akhir Oktober ini BBM untuk Vivo dan BP-AKR tiba,” ujar Laode kepada wartawan di Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Dia menambahkan, permintaan itu diajukan karena kedua operator swasta menginginkan jaminan mutu produk agar tidak terjadi ketidaksesuaian spesifikasi seperti yang sempat terjadi pada dua tahap impor sebelumnya.
Adapun, dua kargo BBM dasaran yang diimpor Pertamina mulanya ditujukan untuk dijual ke operator SPBU swasta. Kargo pertama tiba pada Rabu (24/9/2025), sedangkan yang kedua pada Kamis (2/10/2025).
Akan tetapi, kargo BBM dasaran dengan volume masing-masing 100.000 barel tersebut tidak laku terjual ke BU hilir migas swasta karena berbagai alasan. Vivo sebelumnya membatalkan pesanan 40.000 barel base fuel karena isu kandungan etanol 3,5%, sedangkan BP-AKR menyoal ketiadaan certificate of origin.
(art/wdh)































