Logo Bloomberg Technoz

“Kita berada di momen bersejarah dalam dua tahun terakhir,” kata Netanyahu. “Selama dua tahun ini, kami berjuang untuk mencapai tujuan perang kami, dan salah satu yang utama adalah memulangkan seluruh sandera—baik yang masih hidup maupun yang telah gugur. Dan kini, kami hampir mencapainya.”

Langkah ini sebenarnya sudah diperkirakan sebelumnya, namun menjadi tonggak penting setelah kepala negosiator Hamas lebih awal pada hari yang sama mengumumkan bahwa kelompok itu telah sepakat untuk mengakhiri perang—konflik yang telah menghancurkan Gaza, menewaskan puluhan ribu orang, dan mengguncang stabilitas Timur Tengah.

Trump, yang rencana perdamaian 20 poinnya menjadi dasar perjanjian tersebut, mengatakan pada Kamis (9/10) bahwa ia akan melakukan perjalanan ke Israel untuk menyaksikan langsung pembebasan sandera. Hamas diperkirakan akan membebaskan 48 sandera yang tersisa di Gaza—20 di antaranya diyakini masih hidup. Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan hampir 2.000 tahanan Palestina dan mengizinkan peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui lembaga-lembaga PBB serta badan internasional lainnya.

Tantangan yang Masih Ada

Dua pejabat senior AS yang berbicara secara anonim mengatakan, kesepakatan ini terdiri dari dua fase: pembebasan sandera dan gencatan senjata yang hampir permanen, di mana isu lain seperti pelucutan senjata, pembentukan pemerintahan baru Gaza, dan penarikan pasukan Israel akan dibahas lebih lanjut.

Mereka mengakui bahwa ada banyak potensi kegagalan, namun Trump berharap kesepakatan ini dapat menghidupkan kembali momentum normalisasi hubungan seperti dalam Abraham Accords pada masa kepemimpinannya terdahulu.

Para pejabat tersebut menambahkan bahwa para sandera akan dibebaskan dalam waktu 72 jam setelah penarikan pasukan Israel, dengan Komando Pusat AS membantu membentuk satuan tugas gabungan bersama pasukan stabilisasi internasional.

Jika Gencatan Senjata Bertahan

Meskipun warga Israel dan Palestina merayakan kesepakatan ini, masih ada kekhawatiran apakah gencatan senjata akan bertahan lama. Wakil Menteri Luar Negeri Israel Sharren Haskel mengatakan dalam wawancara dengan Bloomberg TV bahwa gencatan senjata telah berlaku. Namun militer Israel mengaku tetap melancarkan serangan terhadap sel Hamas di Gaza utara.

Hamas menyebut setidaknya empat orang tewas dalam serangan itu dan meminta para mediator serta pemerintahan AS untuk “menjalankan tanggung jawab mereka, mengutuk kejahatan brutal ini, dan segera menghentikan penargetan terhadap anak-anak serta warga sipil tak bersenjata.”

Jika gencatan senjata bertahan, pasukan Israel akan menarik diri secara bertahap dari pusat-pusat kota di Gaza hingga mencapai zona penyangga di perbatasan wilayah Palestina. Netanyahu menyebut dirinya telah melakukan “percakapan yang sangat emosional dan hangat” dengan Trump, di mana keduanya saling mengucapkan selamat atas “pencapaian bersejarah” tersebut.

Perang ini dimulai setelah serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menculik sekitar 250 lainnya. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 67.000 warga Gaza tewas sejak itu. Panel yang didukung PBB menuduh Israel melakukan genosida—klaim yang dibantah oleh pemerintah Netanyahu.

Bantuan Kemanusiaan dan Upaya PBB

Kesepakatan gencatan senjata juga mencakup izin bagi peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza, wilayah yang kini menghadapi krisis parah hingga badan pemantau PBB menyatakan terjadinya kelaparan di beberapa bagian.

“Kami dan para mitra siap bergerak sekarang,” ujar Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kepada wartawan. “Kami memiliki keahlian, jaringan distribusi, dan hubungan masyarakat yang siap untuk bertindak.”

Kerumunan besar berkumpul di Hostage Square, Tel Aviv—pusat demonstrasi warga Israel yang selama ini menuntut pembebasan sandera—untuk merayakan kesepakatan tersebut. Perayaan juga berlangsung di Gaza, termasuk di Khan Younis dan Deir al-Balah.

Foto-foto dari Mesir menunjukkan negosiator Israel dan Qatar saling berpelukan—pemandangan yang sebelumnya sulit dibayangkan mengingat ketegangan antara kedua negara. Kurang dari sebulan lalu, Israel membuat Qatar murka setelah mencoba membunuh pejabat tinggi Hamas melalui serangan rudal di kompleks perumahan di Doha.

Negosiasi Berlanjut

Pembicaraan di Sharm El-Sheikh diperkirakan akan berlanjut untuk membahas isu-isu yang belum terselesaikan, termasuk rekonstruksi dan masa depan pemerintahan Gaza. Trump dan Netanyahu bersikeras agar Hamas melucuti senjata dan tidak memiliki peran dalam pemerintahan mendatang.

Seorang juru bicara Hamas kepada Al Jazeera mengisyaratkan bahwa pihaknya bersedia mempertimbangkan hal tersebut.
“Hamas tidak akan menjadi bagian dari pemerintahan Gaza, dan kami telah menunjukkan fleksibilitas yang diperlukan terkait hal ini,” ujarnya. “Kami berdiskusi dengan para mediator untuk mencapai gencatan senjata, namun bukan dengan dasar menyerahkan senjata.”

Sejumlah pemimpin dunia, termasuk dari Jerman dan Inggris, menyambut baik terobosan ini. Banyak yang sebelumnya mengecam operasi militer Israel di Gaza dan bahkan mengakui negara Palestina sebagai bentuk respons. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, “Kesepakatan ini harus menjadi akhir dari perang dan awal dari solusi politik.”

(bbn)

No more pages