Logo Bloomberg Technoz

Psikolog: Gray Divorce Cermin Perubahan Makna Kebahagiaan

Dinda Decembria
08 October 2025 17:00

Ilustrasi Perceraian (Envato)
Ilustrasi Perceraian (Envato)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Fenomena gray divorce atau perceraian pada pasangan usia lanjut kini menjadi sorotan baru dalam dinamika keluarga. 

Menurut Putri Langka, Psikolog Klinis dari Fakultas Psikologi Universitas Pancasila, fenomena ini bukan sekadar tanda pudarnya komitmen, melainkan cerminan perubahan besar dalam cara manusia memaknai kebahagiaan dan hubungan di usia dewasa.

“Jika dulu pernikahan dianggap harus bertahan sampai mati, kini semakin banyak orang menilai bahwa kualitas hubungan lebih penting daripada lamanya waktu bersama,” ujar Putri Langka kepada Bloomberg Technoz, Selasa (07/10).

Ia menjelaskan, istilah gray divorce pertama kali digunakan oleh Brown dan Lin (2012) untuk menggambarkan perceraian di kalangan usia 50 tahun ke atas.

Dari perspektif psikologi keluarga, Putri memaparkan bahwa terdapat empat faktor utama yang memicu meningkatnya kasus gray divorce.