Namun, sejak itu muncul keraguan terhadap komitmen kedua pihak, meskipun Trump menyebut mereka “sangat dekat” dengan kesepakatan. Hamas disebut ingin memastikan “pertukaran sandera yang adil”, menurut juru bicara Hamas Fawzi Barhoum dalam pernyataannya yang disiarkan stasiun televisi Al-Jazeera pada Selasa (7/10).
Delegasi Hamas di Mesir disebut akan berupaya “menghapus semua hambatan” menuju penyelesaian. Barhoum menegaskan bahwa gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel harus menjadi “prioritas utama” dalam perundingan.
Berbicara di Gedung Putih, Trump mengatakan bahwa satu tim AS telah berada di kawasan tersebut dan satu tim lagi sedang dalam perjalanan, termasuk Kushner dan Witkoff.
“Saya pikir ada kemungkinan kita bisa mencapai perdamaian di Timur Tengah, bahkan melampaui situasi di Gaza,” kata Trump.
“Negara-negara lain, hampir seluruh dunia, telah mendukung rencana ini. Saya belum melihat satu pun yang menolak — ada peluang nyata kita bisa mewujudkannya.”
Menurut Barhoum, kesepakatan juga harus mencakup masuknya bantuan kemanusiaan tanpa syarat ke Gaza, jaminan pengembalian para pengungsi, serta izin segera untuk memulai rekonstruksi di bawah komite Palestina.
Belum jelas apakah pernyataan Barhoum itu berarti Hamas tak akan membebaskan sandera sebelum semua tuntutannya terpenuhi — hal yang dapat memperkecil kemungkinan tercapainya kesepakatan dalam waktu dekat. Pihak Israel sejauh ini belum memberikan komentar terkait perkembangan negosiasi.
Dalam unggahan di media sosial pada Selasa malam, Netanyahu menegaskan, “Kami akan terus berupaya mencapai seluruh tujuan perang: pembebasan penuh para sandera, penghancuran rezim Hamas, dan memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel.”
Hamas saat ini masih menahan sekitar 20 orang yang diculik dalam serangan Oktober 2023, serta jenazah puluhan korban yang tewas dalam penyanderaan. Berdasarkan rencana perdamaian 20 poin Trump, Hamas akan membebaskan seluruhnya dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina di penjara Israel.
Israel dan Hamas memulai perundingan damai yang dimediasi di Sharm El-Sheikh pekan ini untuk menindaklanjuti proposal tersebut.
Seorang pejabat Israel mengatakan militer kini mengadopsi posisi defensif dalam operasi di Kota Gaza. Namun, menurut Hamas, serangan udara dan penembakan masih berlanjut dan telah menewaskan puluhan orang. Israel beberapa pekan terakhir memusatkan perhatian di Kota Gaza, yang disebutnya sebagai benteng terakhir Hamas.
Barhoum pada Selasa memperingatkan terhadap apa yang ia sebut sebagai “upaya Netanyahu” untuk menghalangi negosiasi, dan menilai Israel gagal mencapai tujuan perang, termasuk mengembalikan sandera melalui kekuatan militer.
Perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang dimediasi Qatar dan Mesir telah beberapa kali gagal karena perbedaan pandangan terkait penarikan pasukan Israel dan pelucutan senjata Hamas.
Pembicaraan ini berlangsung dua tahun setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menculik 250 lainnya. Sejak itu, perang telah menewaskan lebih dari 67.000 warga Gaza, serta menimbulkan krisis kemanusiaan besar. Israel sendiri kehilangan lebih dari 450 tentaranya dalam pertempuran di Gaza.
(bbn)






























