Logo Bloomberg Technoz

Tomat mengalami deflasi -12,76%. Kemudian bawang putih mengalami deflasi -2,04%, dan komoditas cabai rawit mengalami deflasi -2,84%.

Amalia menjelaskan, komoditas bawang putih selama hampir lima bulan berturut-turut mengalami penurunan harga. Hal ini lantaran pasokan bawang putih yang sudah relatif aman di pasaran.

"Bawang putih sudah hampir 5 bulan berturut-turut mengalami penurunan harga. Artinya ini sudah mengalami deflasi 5 bulan berturut-turut yang sempat waktu itu mengalami inflasi sampai hampir 6 bulan berturut-turut pada bulan Oktober [2024] sampai dengan bulan Mei 2025," sebutnya.

Lalu, komoditas beras pun menjadi salah satu peredam inflasi di September 2025. Kata Amalia, deflasi beras secara bulanan di September ini merupakan kali kedua di tahun 2025, yang sebelumnya terjadi pada April lalu.

"Untuk sebaran inflasi beras, deflasi terdalam ada di Aceh yang mengalami deflasi 5,06% dan inflasi beras tertinggi terjadi di Papua Selatan sebesar 0,94% secara MtM," pungkasnya.

Sebagai informasi, BPS melaporkan laju inflasi pada September 2025 tercatat sebesar 0,21% secara bulanan (month-to-month/mtm). Artinya, terjadi laju Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,52 pada Agustus 2025 menjadi 108,74 pada September 2025.

Angka ini berbanding terbalik dari data Agustus yang mencatatkan deflasi 0,08%. Data inflasi bulan ini juga sesuai konsensus pasar yang memperkirakan inflasi September akan berada di level 0,11% dibanding bulan sebelumnya (mtm).

(ell)

No more pages