Pimpinan Disney disebut sudah berkonsultasi dengan pakar hukum dan yakin dapat memenangkan gugatan terkait izin siaran, kata sumber tersebut. FCC sendiri punya rekam jejak berusaha mengendalikan kritik terhadap pemerintah, namun sering kali gagal.
Namun, nasib transaksi bisnis Disney ke depan belum pasti. Pemerintah memiliki kewenangan luas untuk campur tangan di bidang-bidang bisnis yang tidak sepenuhnya dilindungi konstitusi.
FCC sebelumnya juga melewati tenggat internal 180 hari untuk memutuskan merger Paramount Global dengan Skydance Media. Keputusan itu baru keluar setelah pengacara Trump merampungkan penyelesaian gugatan terhadap CBS News, anak usaha Paramount. Trump menuding CBS mengedit sebuah wawancara demi menguntungkan lawan politiknya, Kamala Harris.
Merger akhirnya disetujui setelah kesepakatan tercapai, ditambah pengumuman CBS yang akan menghentikan program larut malam Stephen Colbert pada akhir musim dan menunjuk seorang ombudsman untuk mengawasi konten CBS News.
Pada masa jabatan pertamanya, pemerintahan Trump melalui Departemen Kehakiman juga menggugat untuk memblokir penjualan Time Warner ke AT&T Inc. Meski akhirnya perusahaan menang, proses akuisisi itu memakan waktu hampir dua tahun.
Tahun lalu, Disney membayar US$16 juta, termasuk US$1 juta untuk biaya hukum, guna menyelesaikan gugatan Trump terkait dugaan pencemaran nama baik oleh pembawa acara ABC News, George Stephanopoulos.
Eksekutif Disney sebenarnya menyadari bahwa mengembalikan Jimmy Kimmel ke layar kaca akan memicu kemarahan Trump, yang sering menjadi sasaran lelucon sang komedian. Namun, mereka merasa perlu membela hak kebebasan berpendapat.
Program Jimmy Kimmel Live! sempat ditangguhkan Disney pada 17 September setelah komentar sang host menuai kecaman publik. Penangguhan itu memicu ancaman dari Brendan Carr yang mengatakan Disney dan afiliasinya bisa kehilangan izin siaran. Ia bahkan mendorong pemilik stasiun independen untuk menghentikan penayangan acara tersebut.
“Sudah saatnya para penyiar berlisensi ini melawan Comcast dan Disney, dan berkata, ‘Kami akan menangguhkan Kimmel. Kami tidak akan menayangkan acara itu lagi sampai masalah ini selesai,’” ujar Carr dalam sebuah podcast.
Dua pemilik stasiun besar kemudian bertindak. Nexstar Media Group Inc. dan Sinclair Inc., yang menguasai 23% jaringan ABC di AS, menghapus Jimmy Kimmel Live! dari jadwal tayang mereka dan belum mengembalikannya hingga kini.
Namun, upaya mencabut izin siaran bukan perkara mudah. Prosesnya panjang, baik di FCC maupun di pengadilan, karena keputusan lembaga itu bisa digugat secara hukum.
“Berdasarkan Konstitusi dan Communications Act, Anda tidak bisa kehilangan izin FCC hanya karena menayangkan sesuatu yang tidak disukai presiden,” kata Preston Padden, mantan presiden ABC Television.
Disney sejak awal menegaskan bahwa penangguhan Kimmel bersifat sementara. Perusahaan menyebut acara itu ditangguhkan tanpa batas waktu, bukan dibatalkan. Mereka kemudian menyebut komentar Kimmel sebagai “tidak tepat waktu dan tidak sensitif.”
Kimmel sendiri, yang sudah lebih dari 20 tahun bersama Disney, menolak keputusan itu dan tidak senang acaranya dihentikan. Ia menegaskan selama bertahun-tahun leluconnya soal Trump tidak pernah diintervensi oleh perusahaan.
CEO Disney Bob Iger dan co-chair hiburan Dana Walden bertemu langsung dengan Kimmel sehari setelah penangguhan untuk mencari jalan tengah. Pertemuan lanjutan di akhir pekan lalu membuka jalan bagi kembalinya sang komedian.
Dalam unggahan di media sosial pada Selasa, Trump kembali melontarkan ancaman, bahkan membuka kemungkinan menggugat Disney. Ia menyebut kritik Kimmel di layar kaca bisa dikategorikan sebagai bentuk dukungan politik berbayar untuk Partai Demokrat.
“Dia hanyalah perpanjangan tangan DNC, dan setahu saya, itu adalah sebuah Sumbangan Kampanye Ilegal besar-besaran,” tulis Trump. “Saya rasa kita akan menguji ABC dalam hal ini. Mari kita lihat. Terakhir kali saya menargetkan mereka, saya dapat US$16 juta. Kali ini kelihatannya bisa lebih besar lagi.”
(bbn)






























