“Karena uang yang diberikan ini tanda kutip nanti oleh, approval oleh Menteri Keuangan, Danantara dan siapapun himbara-nya itu [prosesnya] skema business-to-business (B2B). Jadi bukan diberikan, grant,” ujarnya.
“Jadi kalau nanti desanya itu desa peternak telur, ya peternak telur. Jadi maksudnya Presiden Prabowo itu adalah ekonomi kerakyatan itu ada di situ. Jadi biarkan ekonomi itu [berputar] ada di situ Kopdes Merah Putih.”
Pemerintah mulai hari ini tengah mengintervensi harga jagung di tingkat peternak dengan menyalurkan SPHP jagung sebanyak 52.400 ton dengan anggaran Rp78 miliar. Harga jual jagung yang dijual ke peternak menjadi Rp5.500 per kilogram.
SPHP jagung distribusikan kepada 2.109 peternak di sentra-sentra unggas. Pasalnya, saat ini harga jagung di level peternak menyentuh Rp6.500-6.700/kilogram (kg) atau di atas harga acuan penjualan di konsumen (HAP) Rp5.800/kg, situasi itu turut mengerek harga daging dan telur ayam di pasaran.
Arief menyampaikan bahwa pemerintah melalui Perum Bulog akan menyalurkan 52.400 ton jagung SPHP hingga awal Desember 2025. Saat ini, Bulog memiliki stok jagung sebanyak 70.000 ton.
(ain)





























