Berdasarkan data yang ditampilkan, secara keseluruhan, penyerapan tenaga kerja dari adanya hilirisasi pertanian akan mencapai 8,6 juta orang dengan keuntungan kumulatif senilai Rp9.684,96 triliun.
Di sisi lain, Amran menyampaikan Presiden Prabowo Subianto juga telah menggelontorkan anggaran senilai Rp9,9 triliun untuk menggenjot produktivitas dan produksi perkebunan.
Dia memerinci sebanyak 221.890 hektare (ha) lahan kelapa, 200.000 ha lahan tebu, 99.500 ha lahan kopi, 248.500 ha lahan kakao, 50.000 ha lahan jambu mete, 6.000 ha lahan lada, dan 45.000 ha lahan pala sepanjang 2025–2027.
Secara total, pemerintah bakal menanam 870.890 ha lahan terhadap tujuh komoditas sepanjang 2025–2027.
“Untuk pertama kita berikan benih bibit gratis untuk 800.000 ha seluruh Indonesia. Dan bisa membuka lapangan kerja 1,6 juta orang,” ujarnya.
Menurut Amran, sejumlah komoditas ini memiliki peranan vital sebagai penyumbang devisa negara, penyerap tenaga kerja, pendorong pertumbuhan ekonomi daerah, dan mendukung ketahanan pangan.
Dalam catatannya, nilai ekspor komoditas perkebunan pada 2024 mencapai Rp279,4 triliun atau setara 92,26% dari total ekspor pertanian yang mencapai Rp302,8 triliun.
Amran menyebut, nantinya Indonesia tidak lagi mengekspor produk mentah, melainkan telah menjadi produk turunan. Dengan hilirisasi, kata dia, nilai ekspor diharapkan dapat terdongkrak.
“Contohnya kita ekspor kacang mete, kakao dengan nilai Rp26.000 per kilogram. Di Singapura diolah menjadi cokelat harganya bisa Rp1 juta. Ini akan kita hilirisasi. Jangan biarkan komoditas pertanian keluar tanpa melalui processing,” imbuhnya.
(ell)






























