Risiko Membayangi Kala TOBA Bidik Bisnis Pengelolaan Sampah (WTE)
Recha Tiara Dermawan
17 September 2025 09:30

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mulai menegaskan pergeseran bisnis dari batu bara menuju pengelolaan sampah dan energi terbarukan sesuai peta jalan TBS2030.
Pergeseran ini diproyeksikan menjadi penopang utama kinerja perusahaan dalam beberapa tahun ke depan, meski terdapat sejumlah risiko dari sisi regulasi dan kebutuhan pendanaan.
Melansir dari riset Samuel Sekuritas Indonesia, berdasarkan proyeksi, EBITDA TOBA diperkirakan meningkat dari US$71 juta pada 2024 menjadi US$231 juta pada 2030. Kontribusi batu bara yang saat ini masih mencapai 88% diproyeksikan tinggal 1% pada 2030.
Sebaliknya, kontribusi pengelolaan sampah mencapai 35% dan energi terbarukan 24%. Emiten ini diperkirakan mencatat lonjakan pertumbuhan laba dari segmen sampah mulai 2026, dengan kontribusi mencapai 67% dari EBITDA.
Sejalan dengan itu, katalis pertumbuhan jangka pendek dinilai datang dari regulasi pemerintah. Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) terkait Waste-to-Energy (WTE) tengah ditunggu, yang diharapkan dapat menaikkan tarif listrik WTE dari US$0,13 menjadi USD0,19 per kWh, sekaligus mempercepat perizinan Independent Power Producer (IPP).































