Logo Bloomberg Technoz

Menurutnya, foto yang dipilih tidak harus kaku seperti pas foto KTP atau foto pernikahan. Gunakan gaya formal dengan pakaian rapi dan latar belakang netral. Tujuannya adalah memberikan kesan ramah sekaligus profesional, sehingga perekrut tertarik untuk menelusuri profil lebih jauh.

Banner Profil yang Menarik

Selain foto, banner profil juga berperan penting dalam membangun identitas visual di LinkedIn. Banner bisa diisi dengan kalimat motivasi, kutipan singkat yang mencerminkan nilai diri, atau gambar yang relevan dengan bidang kerja.

Hasna menyarankan penggunaan aplikasi desain gratis seperti Canva untuk membuat banner. Dengan template yang tersedia, pengguna dapat menyesuaikan tampilan sesuai identitas profesionalnya. Hal ini membuat profil lebih menonjol di antara ribuan pengguna lainnya.

Headline yang Spesifik dan Menjual

Headline LinkedIn seringkali diremehkan, padahal bagian ini menjadi hal pertama yang dilihat perekrut. Headline berfungsi menjelaskan siapa kita dan apa yang kita tawarkan.

Untuk yang sudah bekerja, headline bisa diisi dengan jabatan atau bidang keahlian. Namun, bagi fresh graduate yang belum memiliki pengalaman, bisa menuliskan minat profesional atau keterampilan yang ingin dikembangkan. Bahkan menambahkan link portofolio juga bisa menjadi strategi agar terlihat lebih meyakinkan.

About yang Relevan dan Personal

Kolom "About" atau ringkasan di LinkedIn merupakan kesempatan bagi pengguna untuk memperkenalkan diri secara naratif. Hasna menyarankan agar fresh graduate menuliskan tiga paragraf yang menjelaskan latar belakang pendidikan, pengalaman, serta tujuan karir.

Lebih baik lagi jika ditambahkan call to action, misalnya keterbukaan terhadap tawaran kerja atau peluang kolaborasi. Dengan gaya penulisan yang personal, perekrut bisa melihat keunikan serta semangat dari pemilik akun.

Tulis Pengalaman dengan Detail

Bagi lulusan baru, mungkin pengalaman kerja masih terbatas. Namun, pengalaman organisasi, magang, proyek akademik, hingga kegiatan sukarela tetap bisa dimasukkan.

Hasna mengingatkan agar pengalaman tidak ditulis secara umum, melainkan dibuat detail. Misalnya, sertakan angka atau persentase untuk menggambarkan kontribusi. Cara ini menunjukkan bahwa pengguna tidak hanya aktif, tetapi juga memiliki pencapaian terukur.

Cara Menyusun Portofolio

LinkedIn Anies Baswedan (dok. LinkedIn/Anies Baswedan)

LinkedIn juga menyediakan kolom portofolio untuk menampilkan karya nyata. Bagi fresh graduate, ini menjadi ruang penting untuk menegaskan kredibilitas.

Isi portofolio bisa berupa hasil bootcamp, prestasi lomba, menjadi narasumber, atau karya tulis. Namun, Hasna menekankan agar tidak mencantumkan hal yang terlalu umum, seperti sertifikat webinar biasa. Rekomendasi dari dosen, atasan, atau rekan kerja juga bisa ditambahkan untuk memperkuat nilai profil.

Bangun Personal Branding dengan Konten

Sekadar mengisi profil LinkedIn belum cukup jika tidak diiringi aktivitas. Membuat konten menjadi salah satu cara efektif membangun personal branding.

Konten bisa berupa opini, pengalaman, atau pandangan terkait bidang yang diminati. Bahkan, cerita tentang perjuangan mencari kerja pun bisa menarik perhatian perekrut. Dengan berbagi secara konsisten, pengguna menunjukkan bahwa mereka aktif dan memiliki wawasan.

Perluas Jaringan Koneksi

LinkedIn adalah platform networking, sehingga membangun koneksi sebanyak mungkin sangat dianjurkan. Hasna menyarankan fresh graduate untuk menghubungkan diri dengan profesional di bidang yang relevan.

Setelah memiliki jaringan luas, langkah berikutnya adalah berinteraksi. Bisa dengan menyukai, berkomentar, atau membagikan ulang konten orang lain. Strategi ini akan meningkatkan visibilitas profil, sehingga lebih mudah ditemukan perekrut.

Strategi Konten agar Viral

Agar konten lebih banyak dilihat, Hasna memberi saran tambahan. Salah satunya dengan menandai orang-orang berpengaruh atau yang memiliki banyak koneksi. Ketika mereka membagikan ulang konten, jangkauan posting akan semakin luas.

Dengan strategi ini, akun LinkedIn fresh graduate tidak hanya terlihat aktif, tetapi juga berpotensi menjangkau perusahaan yang sedang mencari talenta baru.

Tantangan dan Kesalahan Umum

Meski terdengar sederhana, banyak fresh graduate masih salah langkah dalam mengelola LinkedIn. Kesalahan yang sering terjadi adalah menyalin isi CV secara mentah tanpa penyesuaian, menggunakan bahasa yang terlalu kaku, atau tidak memperbarui profil secara rutin.

Ada juga yang terlalu fokus mengumpulkan koneksi tanpa membangun interaksi. Padahal, kualitas koneksi lebih penting daripada jumlah. Profil yang jarang aktif juga membuat perekrut ragu untuk menghubungi.

Harapan dan Tren Masa Depan

Dengan semakin banyaknya perusahaan yang beralih ke digital recruitment, LinkedIn diperkirakan akan semakin berperan besar dalam dunia kerja. Fresh graduate yang mampu mengelola LinkedIn secara maksimal akan memiliki keunggulan kompetitif dibanding pesaingnya.

Platform ini tidak hanya menjadi etalase pencari kerja, tetapi juga tempat untuk belajar, membangun komunitas, serta membuka peluang karir internasional.

Mengoptimalkan LinkedIn bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan bagi fresh graduate yang ingin serius membangun karier. Dengan foto profesional, banner yang menarik, headline yang menjual, about yang relevan, pengalaman yang detail, portofolio nyata, serta konten yang konsisten, profil LinkedIn bisa menjadi magnet bagi perekrut.

Hasna Hamidah menegaskan, personal branding di LinkedIn harus dikelola dengan strategi, bukan asal mengisi. Karena di dunia kerja modern, yang dilihat bukan hanya kemampuan teknis, tetapi juga bagaimana seseorang membangun citra profesionalnya.

(seo)

No more pages