Logo Bloomberg Technoz

Pelemahan dolar AS disebabkan oleh ekspektasi penurunan suku bunga acuan oleh bank sentral Federal Reserve. Mengutip CME FedWatch, kemungkinan Federal Funds Rate diturunkan 25 basis poin (bps) menjadi 4-4,25% dalam rapat September adalah 89,4%. 

Sementara peluang pemangkasan 50 bps ke 3,75-4% adalah 10,6%. Tidak ada probabilitas yang menunjukkan suku bunga acuan bakal bertahan di 4,25-4,5%.

Keyakinan investor makin kuat dengan rilis data ketenagakerjaan terbaru. Akhir pekan lalu, US Bureau of Labor Statistics mengumumkan perekonomian Negeri Adikuasa menciptakan 22.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll) pada Agustus. Jauh di bawah bulan sebelumnya yang sebanyak 79.000.

Sementara tingkat pengangguran pada Agustus tercatat 4,2%. Ini menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2021 atau hampir 4 tahun terakhir.

Data ini mengindikasikan bahwa pasar tenaga kerja AS melambat signifikan. Artinya, kebutuhan akan stimulus moneter membesar.

Saat suku bunga turun, maka berinvestasi di aset-aset berbasis dolar AS (terutama di instrumen berpendapatan tetap) menjadi kurang menguntungkan. Ini membuat dolar AS mengalami tekanan jual.

(aji)

No more pages