Logo Bloomberg Technoz

Pengelompokan Blok

Dalam kaitan itu, Dwi menilai pemerintah perlu mengelompokan blok-blok migas tersebut sesuai potensi cadangan migas yang terkandung di dalamnnya.

Pengelompokan tersebut akan memudahkan investor memilih blok migas yang sesuai dengan rencana bisnis masing-masing.

Terlebih, proyek pembukaan blok migas baru akan memakan waktu yang lama. Perusahaan hulu migas nantinya perlu melakukan tahap eksplorasi, meninjau cadangan dan nilai keekonomian, hingga pengembangan proyek.

“Bila sudah ditemukan cadangan, pengembangan hingga produksi membutuhkan [waktu] 4 hingga 5 tahun,” ungkap Dwi.

Di sisi lain, Dwi memandang seluruh tahapan tersebut akan bisa terealisasi jika aspek perizinan dapat berjalan secara lancar. Dia pun menilai pemerintah masih perlu terus merampingkan dan mempercepat proses perizinan proyek-proyek hulu migas.

Sementara itu, dari aspek keekonomian, Dwi memandang langkah yang diambil pemerintah sudah cukup baik dalam rangka membuat proyek hulu migas di Indonesia memiliki nilai keekonomian yang bersaing.

“Perbaikan-perbaikan masih perlu terus dilakukan, khususnya dari aspek perizinan perlu lebih sederhana dan lebih cepat, serta dukungan dari pemda dan masyarakat, dan law enforcement,” tegas Dwi.

Untuk diketahui, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan mitranya (OPEC+) akan menambah produksi 137.000 barel per hari (bph) bulan depan, jauh lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan dalam dua bulan terakhir.

Harga minyak turun lebih dari 10% tahun ini, terbebani oleh lonjakan pasokan tambahan dari OPEC+, serta kekhawatiran bahwa perang dagang yang dipimpin Amerika Serikat (AS) akan menghambat permintaan energi.

Pergerakan harga minyak Brent dan WTI per 9 September 2025./dok. Bloomberg

Meski begitu, risiko kelebihan pasokan masih membayangi pasar migas. Awal bulan lalu, International Energy Agency (IEA) memproyeksikan surplus minyak bisa mencapai rekor tertinggi tahun depan.

Goldman Sachs bahkan memperkirakan harga Brent bisa turun ke kisaran awal US$50 per barel. Sepanjang tahun ini, harga minyak global sudah melemah, ditambah beban dari tarif perdagangan AS yang menekan prospek permintaan komoditas energi.

Adapun, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan lelang blok migas tidak akan lagi dilakukan secara bertahap, guna mengebut target produksi minyak siap jual setidaknya 900.000 bph pada 2029.

“Kalau dibuat bertahap seperti itu, ya ini target untuk peningkatan lifting tidak akan tercapai. Jadi ya kita memiliki wilayah yang akan kita tawarkan, [ada] 75 [wilayah kerja/WK]. Seperti di toko, jadi kita pajangkan saja semua,” ujarnya ditemui usai rapat dengan Komisi XII DPR RI, Rabu (3/9/2025).

Yuliot mengatakan penawaran blok migas secara serempak tersebut ditargetkan dapat dieksekusi paling lambat pada Oktober. Dia juga menegaskan skema lelang serempak itu akan dilakukan untuk seterusnya; tidak lagi kembali menggunakan mekanisme bertahap.

“Nanti [jika] ada badan usaha yang berminat, ‘saya mau di blok ini, di blok ini, di blok ini’, nanti berdasarkan badan usaha, mereka tertarik dua atau tiga, ya itu yang kita kompetisikan. Jadi polanya kita ubah,” tegas Yuliot. 

Sekadar catatan, SKK Migas melaporkan melaporkan sampai dengan pengujung Juni tahun ini, nilai aset hulu migas Indonesia mencapai US$69,5 miliar. Dalam kaitan itu, luas aset hulu migas di Indonesia tercatat lebih dari 460.000 hektare (ha) terdiri dari yang di lepas pantai (offshore) maupun daratan (onshore).

Perinciannya, terdapat sebanyak 639 platform hulu migas, di mana 516 di antaranya telah beroperasi dan 116 sudah tidak beroperasi. Sebanyak 7 platform telah ditinggalkan dan 16 sedang menuju untuk ditinggalkan.

Sementara itu, status cadangan minyak di Indonesia per akhir semester I-2025 mencapai 4,31 miliar barel, sedangkan gas sebanyak 51,98 triliun kaki kubik (TCF); yang mencakup cadangan terbukti (proven), potensial (probable), dan kemungkinan (possible).

(azr/wdh)

No more pages