Pasalnya, banyak pusat perbelanjaan memilih tutup lebih awal karena takut dengan kericuhan yang sedang terjadi. Bahkan, transportasi umum pun terhambat karena dibakarnya infrastruktur publik.
"Saya berharap kita bisa cepat-cepat recovery [pulih] karena kasihan eknomi kita 60% lebih adalah sektor informal yang sebagian besar hidup dari hari ke hari. Kalau ekonomi terganggu mereka yang duluan dan paling banyak jadi korban," tambahnya.
Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Anindya Novyan Bakrie pun mengimbau di tengah situasi ekonomi yang sulit agar semua pihak dapat bersikap tenang dan berpikir jernih.
"Selama situasi keamanan tidak kondusif, kegiatan ekonomi akan terganggu dan dampak buruk akan dialami juga oleh masyarakat. Jalan terbaik menyampaikan aspirasi adalah lewat dialog," kata Anin dalam keterangannya.
Anin pun menegaskan agar penyelenggara negara mengkaji kembali semua kebijakan, pernyataan, dan tindakan dengan memperhatikan kondisi riil yang dihadapi masyarakat.
Kemudian juga memperhatikan kondisi psikologi, pendapatan yang minim, biaya hidup yang meningkat, kondisi ketenagakerjaan yang sedang sulit, dan kesenjangan sosial yang masih cukup lebar.
"Dalam menghadapi situasi ini, para penyelenggara negara perlu memiliki kepekaan," pungkasnya.
(ain)































