Sementara itu, untuk neraca perdagangan Agustus 2025 diperkirakan sedikit melemah ke kisaran US$3 miliar atau Rp49,48 triliun (dengan asumsi kurs saat ini US$1 = Rp16.495).
"[Pelemahan ini] disebabkan oleh tarif AS yg menyebabkan harga produk impor meningkat sehingga kebutuhan akan produk impor dari AS sedikit menurun," kata Wijayanto.
Ia menekankan, meski porsi ekspor RI ke AS hanya sekitar 10% dari total ekspor nasional, namun negara tersebut menyumbang 45,5% dari total surplus perdagangan Indonesia.
"Kendatipun demikian, secara tahunan, tahun 2025 akan merupakan tahun dgn trade surplus terbesar dlm sejarah Indonesia, hanya kalah dari tahun 2022," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi Agustus pada awal pekan ini. Adapun berdasarkan konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg hingga Jumat (29/8/2025) sore menghasilkan median proyeksi inflasi Agustus sebesar 0,09% secara bulanan (month-to-month/mtm).
Untuk inflasi tahunan (year-on-year/yoy), konsensus Bloomberg menghasilkan median proyeksi di 2,49% pada Agustus. Jika terwujud, maka lebih tinggi ketimbang Juli yang sebesar 2,37% yoy.
(lav)
