“Yang ini membuat salah satu pertimbangan bagi beliau dalam memutuskan hadir atau tidaknya beliau memenuhi undangan dari pemerintah Tiongkok,” tegas Prasetyo.
Menurut Prasetyo, selain undangan tersebut keputusan Prabowo batal berangkat ke China juga mempertimbangkan dinamika yang sedang terjadi di Tanah Air.
“Yang kedua tentu saja karena dinamika di dalam negeri, Presiden ingin memantau terus secara langsung, beliau juga ingin terus memonitor secara langsung, kemudian beliau juga ingin memimpin secara langsung, dan mencari penyelesaian-penyelesaian yang terbaik,” ucap Prasetyo.
Adapun, pemerintah China turut mengundang beberapa pemimpin negara besar untuk menghadiri parade militer tersebut. Antara lain, Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri India Narendra Modi, Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un, hingga Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
Parade tersebut digelar untuk memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia Kedua, dan rencananya digelar di Lapangan Tiananmen, Beijing.
(azr/del)





























