Bloomberg Technoz, Jakarta - Vape atau rokok elektrik semakin menjadi sorotan di kawasan Asia Tenggara. Beberapa negara anggota ASEAN mengambil langkah tegas dengan melarang penggunaannya. Aturan ketat ini diterapkan bukan hanya pada impor dan penjualan, tetapi juga terhadap kepemilikan maupun penggunaan oleh masyarakat.

Vape dan Kontroversinya

Vape merupakan perangkat elektronik yang bekerja dengan cara memanaskan cairan khusus (e-liquid) yang umumnya mengandung nikotin, perasa, dan bahan kimia lain. Bagi sebagian orang, vape dianggap sebagai alternatif rokok konvensional. Namun, banyak studi menunjukkan bahwa vape tetap berisiko terhadap kesehatan, terutama bagi remaja yang rentan kecanduan.

Negara-negara di Asia Tenggara akhirnya mengambil kebijakan pelarangan demi melindungi masyarakat. Langkah ini juga ditujukan untuk menekan penyalahgunaan produk tembakau alternatif yang semakin mudah diakses. Singapura bahkan menyamakan ancaman penggunaan vape dengan narkoba, sebuah kebijakan yang menegaskan betapa seriusnya pemerintah menghadapi fenomena ini.

Daftar Negara ASEAN yang Larang Vape

Beberapa negara ASEAN, mulai dari Thailand hingga Kamboja, kini menerapkan larangan vape secara menyeluruh. Meski demikian, setiap negara memiliki perbedaan dalam penerapan aturan, jenis larangan, dan sanksi yang diberikan.

Thailand

Thailand menjadi salah satu negara pertama yang melarang vape secara total. Sejak 2014, impor vape dilarang, disusul pelarangan penjualan pada 2015. Hingga kini, vape dianggap ilegal sepenuhnya, termasuk membawa, membeli, menjual, maupun menggunakannya.