Logo Bloomberg Technoz

GAIKINDO Sebut Insentif BEV Tekan Industri Otomotif dalam Negeri

Merinda Faradianti
26 August 2025 09:50

BYD Atto 1 ditampilkan saat pameran GIIAS 2025 di ICE BSD, Rabu (23/7/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
BYD Atto 1 ditampilkan saat pameran GIIAS 2025 di ICE BSD, Rabu (23/7/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara mengatakan, insentif impor mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) dalam rangka tes pasar menekan kinerja industri otomotif yang sudah lama beroperasi di dalam negeri.

Meski di sisi lain, insentif BEV impor ini memang berhasil mendorong adopsi kendaraan ramah lingkungan di Indonesia. Katanya, utilisasi industri mobil turun dari 73% menjadi 55% tahun 2025 seiring melemahnya penjualan domestik.

"Seiring turunnya penjualan mobil domestik, kinerja industri komponen juga terganggu. Di mana beberapa perusahaan sudah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK)," kata Kukuh di Jakarta, dikutip Selasa (26/8/2025).


Ia mengungkap, GAIKINDO mencatat, penjualan mobil domestik terus mengalami penurunan. Di tahun 2024 penjualan mobil hanya mencapai 865 ribu unit. Angka ini merosot tajam jika dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 1,2 juta unit. Tren ini berlanjut pada tahun 2025 ini, di mana per Juli penjualan mobil turun 10% menjadi 453 ribu unit saja. 

Dia mengatakan, penurunan penjualan mobil dipicu oleh melemahnya daya beli masyarakat dan mahalnya pajak mobil di luar Battery Electric Vehicle (BEV) atau kendaraan listrik baterai. Sementara itu di sisi lain, kehadiran BEV impor menekan produksi mobil dalam negeri dengan TKDN tinggi, berkisar 80% hingga 90%.