Setelah melewati enam bulan perang dagang Trump dan pandemi yang memicu gangguan pasokan massal, sulit untuk mengguncang operator pengiriman barang, pemilik kargo, dan perantara yang menjaga perdagangan lintas batas tetap berjalan. Namun, cakupan dan kecepatan implementasi pemberitahuan terbaru ini mengejutkan banyak pihak.
"Kami mengalami banyak implementasi mendadak sepanjang 2025, khususnya yang ini berdampak sangat besar pada setiap klien saya," ujar Shannon Bryant, pialang pabean yang berbasis di Michigan, dalam wawancara.
"Pengumuman sebelumnya setidaknya memberi beberapa pengecualian untuk barang dalam perjalanan, sehingga importir setidaknya bisa membuat keputusan pembelian yang wajar," kata Bryant, presiden layanan konsultasi kepatuhan perdagangan, Trade IQ. "Yang satu ini unik dalam hal itu—ini benar-benar 'jebakan'."
Daftar baru ini mencakup suku cadang otomotif, bahan kimia, plastik, dan komponen furnitur—menunjukkan jangkauan wewenang Trump dalam menerapkan tarif sektoral. Ini terpisah dari wewenang eksekutif yang ia gunakan untuk tarif timbal balik AS.
"Intinya, jika produk berkilau, metalik, atau sedikit terkait dengan baja atau aluminium, kemungkinan besar ada dalam daftar," tulis Brian Baldwin, Wakil Presiden Bea Cukai AS di perusahaan logistik raksasa, Kuehne + Nagel International AG, dalam unggahannya di LinkedIn. "Ini bukan sekadar tarif biasa—ini pergeseran strategis dari regulasi produk turunan baja dan aluminium."
Gedung Putih tidak berkomentar mengenai penerapan mendadak tarif yang diperluas ini, tetapi mengatakan perusahaan seharusnya sudah mengantisipasi penambahan tarif, menekankan bahwa pemerintah telah menetapkan proses yang dimulai pada April untuk menambahkan produk turunan baja ke daftar produk yang dikenai pajak.
"Sudah jelas selama berbulan-bulan bahwa produk baru dapat dianggap sebagai produk turunan baja dan aluminium. Tindakan hari ini seharusnya tidak mengejutkan," kata juru bicara Gedung Putih, Kush Desai dalam pernyataannya.
(bbn)































