Selain itu, pesawat pengintai canggih kedua yang mampu mengganggu komunikasi musuh yang diparkir di lapangan terbang dekat Karachi juga terkena tembakan, kata Singh.
“Ini sebenarnya adalah pembunuhan darat-ke-udara terbesar yang pernah tercatat yang dapat kita bicarakan,” katanya.
Komentar Singh merupakan wawasan terbaru tentang kerusakan yang ditimbulkan oleh kedua negara bersenjata nuklir tersebut selama konflik, ketika mereka hampir mencapai perang skala penuh.
Menteri Informasi Pakistan, Attaullah Tarar, tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Singh di luar jam kerja.
Bentrokan tersebut merupakan yang terburuk antara kedua belah pihak dalam setengah abad terakhir karena mereka saling serang melalui udara, pesawat nirawak, dan rudal, serta tembakan artileri dan senjata ringan di sepanjang perbatasan bersama mereka. Bentrokan ini dipicu oleh serangan di Kashmir yang dikuasai India pada 22 April, di mana orang-orang bersenjata menewaskan 26 warga sipil dalam apa yang disebut New Delhi sebagai aksi terorisme yang didalangi oleh Pakistan. Para pemimpin di Islamabad membantah terlibat.
Dalam wawancara pada 31 Mei, Anil Chauhan, kepala staf pertahanan Angkatan Bersenjata India, mengonfirmasi bahwa India kehilangan sejumlah jet tempur yang tidak disebutkan jumlahnya dalam bentrokan dengan Pakistan, tanpa memberikan rincian spesifik. Ia menyebut klaim Pakistan bahwa mereka menembak jatuh enam pesawat tempur India "sama sekali tidak benar," meskipun ia menolak menyebutkan berapa banyak jet yang hilang dari India.
Pakistan mengatakan jet tempur China digunakan untuk menanggapi serangan militer India.
Presiden AS Donald Trump mengatakan bulan lalu bahwa lima jet mungkin telah ditembak jatuh selama konflik India-Pakistan, dan menegaskan kembali bahwa pemerintahannya menggunakan pembicaraan perdagangan sebagai daya ungkit untuk menengahi gencatan senjata antara kedua belah pihak, sebuah klaim yang berulang kali ditolak New Delhi.
(bbn)
