“Pelebaran spread antara kontrak Comex dan LME sebelumnya disebut sebagai salah satu perdagangan komoditas paling menguntungkan dalam sejarah modern,” tulis Daniel Ghali dari TD Securities Inc.
“Namun, dalam satu pengumuman, kebijakan tarif dari Gedung Putih memusnahkan spread tersebut.”
Langkah Trump memicu kekacauan setelah sebelumnya banyak pelaku pasar berbondong-bondong mengirimkan pasokan tembaga ke pelabuhan AS demi memanfaatkan selisih harga yang tinggi.
Kini, logam dalam volume besar menumpuk di gudang AS, dan mulai muncul spekulasi soal kemungkinan ekspor ulang.
Aksi Borong Tembaga
Ketika Trump pertama kali memberi sinyal tarif awal tahun ini, harga tembaga di AS melonjak tajam dibanding pasar global.
Pedagang besar pun berlomba mengamankan pengiriman, bahkan dilaporkan ada kapal bermuatan tembaga menuju Hawaii sebelum akhir bulan ini.
Namun, keputusan mendadak Gedung Putih untuk mengecualikan produk tembaga murni membuat kalkulasi pasar berantakan.
“Ini benar-benar melenceng dari ekspektasi pasar,” kata Li Xuezhi, kepala riset di Chaos Ternary Futures Co., unit hedge fund komoditas asal Shanghai.
Menurutnya, para spekulan harga tinggi di AS kini “membuang semua usaha mereka,” dan aliran perdagangan tembaga global akan kembali normal.
Analis Goldman Sachs juga menyatakan terkejut atas pengecualian tersebut, namun menilai langkah ini tidak akan mengubah fundamental pasar secara signifikan.
Mereka memperkirakan harga Comex tetap setara atau sedikit di atas harga LME.
Harga tembaga LME ditutup turun 0,9% ke US$9.611 per ton pada pukul 18:08 waktu London, sementara tembaga Comex anjlok ke US$4,371 per pon.
Fokus Keamanan Pasokan
Pengumuman tarif yang dirilis kurang dari 48 jam sebelum diberlakukan mencerminkan pendekatan Trump yang agresif dalam kebijakan dagang serta tantangan besar dalam membangun ulang industri logam AS.
Sejumlah pelaku industri domestik sebelumnya memperingatkan bahwa kapasitas produksi dalam negeri belum mampu menggantikan seluruh kebutuhan impor dalam waktu singkat.
Tarif 50% akan dikenakan untuk produk setengah jadi seperti pipa, kawat, batang, lembaran, dan tabung, termasuk komponen listrik seperti kabel, konektor, dan perlengkapan pipa.
Namun, produk yang belum dimurnikan—seperti bijih, konsentrat, matte, katoda, dan anoda—tidak dikenai tarif.
Meski untuk saat ini tembaga murni dikecualikan, ancaman tarif belum sepenuhnya sirna.
Departemen Perdagangan AS merekomendasikan penerapan tarif bertahap mulai 15% pada 2027 dan meningkat menjadi 30% pada 2028.
Trump juga meminta pembaruan laporan pasar tembaga AS paling lambat Juni 2026.
“Kami memang terkejut dengan hampir seluruh pembatalan tarif tembaga yang diusulkan,” tulis tim analis Goldman Sachs yang dipimpin Eoin Dinsmore.
“Namun, hal ini menunjukkan bahwa pemerintahan Trump tetap memprioritaskan keamanan pasokan tembaga di masa mendatang.”
(bbn)
































