Logo Bloomberg Technoz

Nikel Lanjut Bearish, APNI Desak Pemerintah Perketat Produksi

Redaksi
31 July 2025 19:40

Situs penambangan nikel yang dioperasikan oleh Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Indonesia./Bloomberg-Dimas Ardian
Situs penambangan nikel yang dioperasikan oleh Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara, Indonesia./Bloomberg-Dimas Ardian

Bloomberg Technoz, Jakarta - Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mendesak pemerintah untuk mengendalikan produksi bijih nikel di tengah tren pelemahan harga yang berlanjut sampai pertengahan tahun ini.

Sekretaris Jenderal APNI Meidy Katrin mengatakan tren pelemahan harga nikel itu disebabkan karena pasokan berlebih atau oversupply bijih nikel di pasar.

Menurut Meidy, pemerintah mesti mengatur lebih ketat rencana produksi bijih nikel dan turunannya untuk menjaga harga bagi kelanjutan penambangan saat ini.


“Kita tidak bisa hanya fokus menambah kapasitas tanpa memperhatikan permintaan, saatnya pemerintah melakukan kontrol produksi,” kata Meidy lewat keterangan resmi, Kamis (31/7/2025).

Menyitir data riset, Meidy menambahkan, lebih dari separuh pasokan nikel dunia berasal dari Indonesia. Hanya saja, kata dia, permintaan global dari sektor baterai dan stainless steel masih lemah.