Dalam rapat tersebut, tim gabungan menyampaikan telah mengidentifikasi sumur-sumur yang dapat berproduksi. Nantinya sejumlah lifting dari sumur itu akan dibeli PHE.
Edi juga menyambut baik harga minyak sumur rakyat yang dipatok Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di kisaran 70% hingga 80% dari Indonesian Crude Price (ICP).
Menurut Edi, harga minyak dari sumur yang berada di bawah harga pasar membuat perusahaan dapat menata keuangan lebih fleksibel.
“Ya win-win solution kan, karena kita juga bisa mengkaji fiscal term dan sebagainya gitu,” pungkas dia.
Sebelumnya dalam kesempatan terpisah, potensi tambahan produksi siap jual atau lifting minyak dari 30.000 sumur rakyat tersebut diklaim mencapai 100.000 barel per hari (bph).
Ketua SKK Migas Djoko Siswanto menyebut salah satu sumur rakyat di wilayah Blora, Jawa Timur telah terbukti dapat memproduksi minyak sebesar 3 barel per hari (bph).
Dengan begitu, Djoko mengasumsikan jika 30.000 sumur rakyat telah beroperasi, minyak yang dihasilkan dari sumur-sumur itu bisa mencapai 100.000 bph.
“Itu, kali tiga, 90.000 [bph]. Kalau 2 barel, 60.000 [bph]. Satu barel saja 30.000 [bph]. Yang sudah masuk nih, nanti kalau dari masing-masing provinsi lain kan kondisinya bisa besar sekali. Saya sih melihat potensi bisa 100.000 barel,” kata Djoko kepada awak media, di Kantor Kementerian ESDM, pada Selasa (29/7/2025).
(azr/naw)
































