Laporan Goldman Sachs menyebut bahwa temperatur yang di atas normal di China, Jepang, dan Korea Selatan akan melatarbelakangi kenaikan permintaan batu bara. Inventori batu bara China sudah turun sejak awal Juni dan berada di level yang lebih rendah dibandingkan setahun lalu. Ini bisa membuat China kembali mengimpor batu bara dalam 3 bulan ke depan.
Analisis Teknikal
Bagaimana ‘ramalan’ harga batu bara untuk hari ini? Berapa saja target yang perlu dicermati pelaku pasar?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara nyaman di zona bullish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 77.
RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Akan tetapi, RSI di atas 70 juga menjadi sinyal sudah jenuh beli (overbought).
Hawa overbought makin terasa dengan indikator Stochastic RSI yang sudah menyentuh 100. Paling tinggi, sangat jenuh beli.
Dengan begitu, ada kemungkinan harga batu bara akan terkoreksi. Target support terdekat adalah US$ 112/ton yang menjadi Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka harga batu bara bisa longsor ke kisaran US$ 111-107/ton.
Target paling pesimistis atau support terjauh adalah US$ 103/ton.
Sedangkan target resisten terdekat adalah US$ 117/ton. Penembusan di titik ini berpotensi mengerek harga batu bara ke arah US$ 121/ton.
Target paling optimistis atau resisten terjauh adalah US$ 132/ton.
(aji)

































