Sementara indikator Stochastic RSI ada di 12. Sudah di bawah 20, yang berarti tergolong jenuh jual (oversold).
Sedangkan indikator Average True Range (ATR) 14 hari ada di 125. Menunjukkan bahwa volatilitas harga emas sedang minim.
Untuk perdagangan pekan ini, harga emas sepertinya berisiko turun lagi. Target support terdekat adalah US$ 3.277/troy ons yang menjadi Moving Average (MA) 20. Jika tertembus, maka US$ 2.932/troy ons boleh menjadi target selanjutnya.
Adapun target resisten terdekat ada di rentang US$ 3.339-3.343/troy ons. Target resisten lanjutan akan terkonfirmasi apabila harga emas mampu menembus pivot point US$ 3.367/troy ons.
Dari pivot point tersebut, harga emas berpeluang menguji resisten US$ 3.388-3.411/troy ons. Target paling optimistis atau resisten terjauh adalah US$ 3.508/troy ons.
Sentimen Penggerak Harga Emas
Pekan ini, sejumlah faktor akan menjadi penentu pergerakan harga emas. Pertama tentu dinamika negosiasi Amerika Serikat (AS) dengan negara-negara mitra dagang.
Terbaru, Negeri Adikuasa baru saja menyepakati perjanjian dagang dengan Uni Eropa. Pemerintahan Presiden Trump akan memberlakukan tarif bea masuk impor dari Uni Eropa sebesar 15%.
Emas ada aset yang dipandang aman (safe haven asset). Saat situasi lebih tenang, lebih kalem, biasanya emas tidak menjadi pilihan utama pelaku pasar.
“Kesepakatan dagang AS-Uni Eropa menjadi start yang positif bagi pasar. Namun pekan ini akan menjadi periode yang sibuk, paling paling sibuk sepanjang tahun ini,” kata Kyle Rodda, Senior Market Analyst di Capital.com yang berbasis di Melbourne (Australia), seperti dikutip dari Bloomberg News.
Selain kesepakatan dagang, investor juga akan memantau ketat rapat sejumlah bank sentral. Namun yang paling menyita perhatian tentu bank sentral AS Federal Reserve.
Dalam rapat Komite Pengambil Kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC) 30 Juli mendatang, pasar memperkirakan Gubernur Jerome ‘Jay’ Powell dan sejawat masih akan mempertahankan suku bunga acuan di 4,25-4,5%. Mengutip CME FedWatch, peluangnya mencapai 97,4%.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas jadi kurang menguntungkan saat suku bunga belum turun.
(aji)

































