Logo Bloomberg Technoz

“Semester I/2025 menunjukkan performa operasional yang solid meski dihadapkan pada tantangan pasokan gas dan harga amonia yang lemah. Kami optimistis Semester II/2025 akan memberikan hasil yang lebih kuat,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (25/7/2025).

Dari sisi neraca, total aset per 30 Juni 2025 turun 7,89% menjadi US$638,94 juta. Jumlah liabilitas menyusut signifikan 34,86% menjadi US$91,05 juta, sementara ekuitas turun tipis 1,08% menjadi US$547,89 juta.

Di tengah tekanan kinerja, ESSA mengumumkan anak usaha PT ESSA SAF Makmur tengah menyiapkan fasilitas baru untuk memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) hingga 200.000 ton per tahun. Selain itu, ESSA menargetkan konversi pabrik amonia menjadi pabrik rendah karbon dengan kapasitas penangkapan karbon sekitar 1 juta ton CO₂ per tahun.

ESSA merupakan emiten kongsi antara Boy Thohir dan TP Rachmat, meski tetap dikendalikan oleh Chander Vinod Laroya.

TP Rachmat memiliki 7,16% saham ESSA. Sedang Boy Thohir memiliki 14,55%, terbesar kedua setelah Vinod Laroya yang sebesar 16,38%.

(dhf)

No more pages