Menurut analis Oversea-Chinese Banking Corp, Lavanya Venkateswaran, data ini menunjukkan efek dari percepatan pengiriman barang ke AS mulai memudar.
“Secara keseluruhan, kami melihat data yang masuk bersifat campuran, yang mengindikasikan permintaan eksternal melemah di tengah kondisi permintaan domestik yang membaik,” ujarnya. Ia mempertahankan proyeksi pertumbuhan tahunan PDB sebesar 3,9% dan memperkirakan akan ada pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin lagi oleh bank sentral tahun ini.
Pekan lalu, bank sentral Malaysia memangkas suku bunga acuan sebesar seperempat poin sebagai langkah antisipatif untuk menopang ekonomi, sambil memperingatkan bahwa “risiko terhadap prospek pertumbuhan masih condong ke arah penurunan.”
Pertumbuhan sektor manufaktur melambat menjadi 3,8% pada kuartal kedua, dari 4,1% pada kuartal pertama, menurut data badan statistik.
Sementara itu, sektor jasa mencatat percepatan pertumbuhan menjadi 5,3% dari 5% pada tiga bulan sebelumnya, didorong oleh perdagangan grosir dan eceran, serta sektor transportasi dan pergudangan. Pemerintah memperkirakan ekonomi Malaysia tumbuh 4,4% sepanjang paruh pertama 2025.
Sektor konstruksi memang mengalami moderasi, namun tetap mencatat ekspansi sebesar 11%—menjadi kenaikan dua digit keenam secara berturut-turut dalam laporan kuartalan.
Estimasi awal PDB ini didasarkan pada data yang tersedia hingga April dan Mei, serta sejumlah estimasi. Data awal yang lebih rinci untuk kuartal kedua dijadwalkan akan dirilis pada 15 Agustus.
(bbn)
































