Rantai pasokan panel surya AS telah mengalami pergeseran besar setelah investigasi bertahun-tahun terkait penghindaran tarif menyebabkan kenaikan bea masuk terhadap impor dari empat negara Asia Tenggara tersebut.
Dengan menurunnya pengiriman dari negara-negara itu, Indonesia dan Laos mulai mengisi kekosongan pasokan. Kedua negara menyumbang 44% dari total impor sel dan modul surya AS pada Mei lalu—melonjak dari hanya 1,9% pada bulan yang sama tahun sebelumnya, menurut data BloombergNEF. India juga tercatat mengalami peningkatan ekspor panel surya ke AS sejak pertengahan 2022.
“Kami telah lama menyoroti permainan kucing-kucingan dari produsen China yang terus memindahkan kapasitas produksi mereka ke negara-negara di luar empat negara Asia Tenggara yang baru saja dikenai tarif,” tulis Philip Shen, analis dari Roth Capital Partners.
Petisi perdagangan ini akan memicu proses investigasi oleh Departemen Perdagangan AS untuk menentukan apakah produk impor tersebut dijual dengan harga tak wajar atau disubsidi oleh pemerintah asing. Sementara itu, Komisi Perdagangan Internasional AS (US ITC) akan menyelidiki apakah impor tersebut menyebabkan kerugian bagi industri domestik. Jika terbukti, pemerintah AS dapat menetapkan tarif baru.
(bbn)































