Dalam kasus di Miami, Tesla seperti biasa membela diri dengan dalih kesalahan pengemudi. Pengemudi Model S saat itu mengaktifkan fitur bantuan mengemudi, namun menjatuhkan ponsel dan tidak memperhatikan jalan karena sedang berusaha mengambil perangkat dari lantai mobil. Saat itulah mobil menerobos persimpangan T di Key Largo dan keluar dari jalur, menabrak Chevrolet Tahoe yang sedang terparkir dengan dua orang berdiri di samping kendaraan tersebut.
Naibel Benavides Leon (20 tahun) tewas dalam kecelakaan tersebut. Pihak keluarga Leon dan Dillon Angulo, yang terluka dalam insiden itu, menggugat Tesla. Gugatan tersebut menuntut ganti rugi atas biaya pengobatan, kematian yang tidak semestinya, penderitaan, serta hukuman atas dugaan “pengabaian Tesla terhadap keselamatan manusia.”
“Bukti yang ada jelas menunjukkan bahwa kecelakaan ini tidak ada kaitannya dengan teknologi Autopilot Tesla,” tulis Tesla dalam pernyataannya. “Kecelakaan ini, seperti banyak insiden lain sejak ponsel ditemukan, disebabkan oleh pengemudi yang terganggu. Dalam hal ini, pengemudi mengaku bertanggung jawab karena saat itu sedang mencari ponselnya yang terjatuh sambil menekan pedal gas, memacu kecepatan, dan menonaktifkan sistem kendaraan. Pada 2019, belum ada teknologi penghindaran tabrakan yang dapat mencegah insiden seperti ini.”
Poin utama dalam persidangan ini adalah apakah sistem Autopilot Tesla mengalami kegagalan desain sehingga tak mampu mendeteksi rintangan di jalur kendaraan, termasuk ujung jalan. Gugatan juga menuding Tesla tidak memberikan peringatan yang cukup soal potensi bahaya penggunaan Autopilot.
Michael Brooks, Direktur Eksekutif Center for Auto Safety, menyebut kasus ini merupakan kasus perdana yang menguji teori hukum semacam itu terhadap Tesla.
“Kasus ini bisa jadi tolok ukur seberapa jauh juri akan memberi tanggung jawab pada pengemudi, dan seberapa besar pula mereka menyalahkan Tesla,” kata Brooks dalam wawancara.
Pada Juni lalu, Hakim Distrik AS Beth Bloom menolak tuduhan terkait cacat produksi dan iklan menyesatkan. Gugatan itu sebelumnya menyebut Tesla telah melebih-lebihkan kemampuan Autopilot. Hakim memutuskan bahwa tidak ada dasar hukum untuk klaim tersebut.
George McGee, pengemudi Tesla dalam kasus ini, dijadwalkan memberikan kesaksian. Dalam dokumen pengadilan, pengacara penggugat menyatakan McGee terlalu bergantung pada sistem Autopilot karena kurangnya informasi dari Tesla mengenai keterbatasan fitur tersebut.
Juri juga akan mendengar kesaksian pakar dari Mary “Missy” Cummings, profesor di Universitas George Mason yang kerap mengkritik sistem mengemudi otomatis Tesla. Saat ia ditunjuk sebagai penasihat keselamatan senior di National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) pada 2021, Musk menudingnya “sangat bias terhadap Tesla”, dan para penggemar Tesla sempat membuat petisi untuk menolak penunjukannya.
Cummings telah menjadi saksi ahli dalam setidaknya dua gugatan lain terhadap Tesla terkait Autopilot, menurut dokumen pengadilan.
Tesla sebelumnya memenangkan dua sidang di California, di mana juri memutuskan bahwa kecelakaan (satu fatal dan satu non-fatal) lebih disebabkan oleh kesalahan pengemudi, bukan teknologi Tesla. Pada 2022, perusahaan hanya dinyatakan 1% bertanggung jawab atas kematian remaja 18 tahun yang mengendarai Model S dan menabrak dinding beton di Fort Lauderdale, Florida. Juri menyatakan bahwa sang remaja dan ayahnya memikul 99% tanggung jawab atas insiden tersebut.
Rekam jejak Tesla yang nyaris sempurna di pengadilan membawa risiko tersendiri yaitu, satu putusan yang merugikan bisa menggoyang klaim Musk bahwa mobil listrik Tesla adalah kendaraan paling aman di dunia.
Tesla masih menghadapi tiga sidang tambahan terkait kecelakaan fatal yang melibatkan Autopilot dalam sembilan bulan ke depan di California. Perusahaan juga dijadwalkan menjalani sidang di Houston terkait gugatan dari lima polisi yang terluka parah setelah mobil Tesla yang menggunakan Autopilot menabrak mobil patroli yang sedang terparkir di bahu jalan dengan kecepatan 113 kilometer per jam.
Kasus tersebut terdaftar sebagai kasus Benavides melawan Tesla , 1:21-cv-21940, US District Court, Southern District of Florida (Miami).
(bbn)

































