Adapun pelaksanaan operasi sempat terkendala oleh cuaca buruk di sekitar bandara pada hari pertama, namun dapat segera diatasi melalui penambahan armada pesawat oleh BNPB. Sejak tanggal 8 Juli, operasi berjalan optimal dan mulai menunjukkan penurunan intensitas hujan di beberapa wilayah target, khususnya Jabodetabek.
“Modifikasi cuaca adalah upaya ilmiah berbasis data untuk meredam dampak cuaca ekstrem. Ini bukan lagi kegiatan eksperimental, tetapi bagian dari strategi nasional mitigasi bencana,” ujarnya.
Sempat Dibatalkan
Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengakui penerbangan kedua Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada Senin (7/7) sore sempat dibatalkan karena hujan deras dan disertai petir.
“Betul, rencana sorti (penerbangan) ke-2 dibatalkan karena di area aerodrom Halim hujan deras disertai petir sehingga tidak safety (aman) untuk proses refuel (mengisi bahan bakar) pesawat,” ujar Direktur Operasional Modifikasi Cuaca BMKG Budi Harsoyo saat dikonfirmasi Bloomberg Technoz, Rabu (09/07).
Dia menuturkan, OMC rencananya bakal dimulai sejak Senin, 7 Juli 2025 lalu. Namun saat pelaksanaannya, pada tanggal tersebut tak membuahkan hasil yang maksimal.
“Tapi prakteknya, operasi di tanggal 7 Juli belum bisa memberikan hasil optimal karena baru bisa terlaksana pada sore harinya. Pagi baru ada keputusan, siangnya persiapan, pesawat baru tiba di Posko Halim menjelang sore dan notam juga baru selesai pada Senin sore,” terang Budi.
(dec/spt)































