RI Kena Tarif 32%, Penerimaan Pajak Diramal Makin Loyo
Dovana Hasiana
11 July 2025 16:30

Bloomberg Technoz, Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksi tarif perdagangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada Tanah Air sebesar 32% berpotensi menyebabkan penurunan penerimaan perpajakan.
Dalam laporan terbaru bertajuk "Masa Depan Ekonomi Indonesia di Tengah Perang Dagang dan Konflik Timur Tengah", setidaknya terdapat dua jalur yang dapat menggambarkan dampak tarif Trump terhadap penerimaan perpajakan Indonesia.
Pertama, penurunan penerimaan perpajakan karena penurunan permintaan global. Pertumbuhan Amerika Serikat (AS) dan China yang diproyeksikan menurun akan berimbas ke permintaan impor dari kedua negara tersebut.
Sebagai gambaran, Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS menjadi hanya 1,8% dan 1,7% masing-masing pada 2025 dan 2026 dan China menjadi hanya 4% pada 2025 dan 2026.
Padahal, AS dan China selama ini merupakan negara tujuan utama ekspor Tanah Air. Menyitir data Badan Pusat Statistik (BPS), pangsa ekspor nonmigas ke AS adalah 11,42% dengan komoditas utama mesin dan perlengkapan elektrik, alas kaki dan pakaian dan aksesorinya. Sementara, pangsa ekspor nonmigas ke China adalah 22,87% dengan komoditas utama besi dan baja, bahan bakar mineral dan nikel dan barang daripadanya.