Harapan Penurunan BI Rate Menguat, Begini Prediksi Nasib Rupiah
Tim Riset Bloomberg Technoz
11 July 2025 08:12

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan masih akan bergerak dengan pola serupa perdagangan terakhir, dengan pergerakan terbatas cenderung sideways, di tengah sentimen di pasar global yang masih diselimuti isu tarif dagang Amerika Serikat (AS).
Presiden AS Donald Trump kembali menebar 'ancaman' tarif, kali ini pada Kanada dengan besar bea masuk sebesar 35% yang disebut akan mulai berlaku 1 Agustus nanti. Trump juga berencana mengenakan 'blanket tariff' sebesar 15% hingga 20% pada sebagian besar mitra dagang AS. Besar tarif umum yang terakhir disebut itu lebih besar ketimbang yang saat ini sudah diberlakukan sebesar 10%.
Sementara itu, pernyataan terbaru pejabat bank sentral AS, Federal Reserve, tentang dampak kebijakan tarif yang terbatas, memberi dukungan pada ekspektasi pasar akan peluang penurunan bunga The Fed tahun ini. Hal itu mungkin bisa memberi dukungan pada aset emerging market termasuk rupiah.
Indeks dolar AS kemarin ditutup menguat tipis 0,1% pada penutupan bursa New York. Pagi ini, DXY masih bergerak menguat 0,18% di level 97,82.
Penguatan terbatas DXY masih memberikan ruang bagi rupiah derivatif (NDF) di pasar mancanegara, yang ditutup menguat 0,2% di level Rp16.233/US$ kemarin. Pagi ini, rupiah offshore melemah lagi di kisaran Rp16.243/US$.