Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Merry Riana Edukasi Tbk. (MERI), perusahaan milik motivator Merry Riana, resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (10/7/2025). Pada debut perdananya, saham MERI naik hingga menyentuh batas auto reject atas (ARA).

Mengawali perdagangan di harga penawaran Rp128 per saham, harga MERI naik 34,38% atau 44 poin ke level Rp172 pada sesi I. 

Dalam aksi penawaran umum perdana saham (IPO), MERI menawarkan 266,66 juta saham atau sebanyak-banyaknya 25% dari total modal ditempatkan. Dari IPO ini, perusahaan mengantongi dana segar maksimal sebesar Rp34,13 miliar. PT Lotus Andalan Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Seluruh dana hasil IPO akan digunakan sebagai penyertaan modal kepada dua entitas anak, yakni PT Merry Riana Edukasi Delapan dan PT Merry Riana Akademi Tujuh. 

Sekitar 65% dana dialokasikan ke Merry Riana Edukasi Delapan, dengan rincian penggunaan untuk biaya sewa lokasi learning center, pengembangan SDM, pemasaran digital, hingga perlengkapan pengajaran. Sementara 35% sisanya disalurkan ke Merry Riana Akademi Tujuh untuk membiayai operasional program event edukatif seperti Life Camp dan Leadership Camp, serta pemasaran digital.

MERI juga mengalokasikan maksimal 5% saham IPO atau sekitar 13,33 juta lembar untuk Program Employee Stock Allocation (ESA), sebagai bentuk penghargaan kepada karyawan.

Dari sisi kepemilikan, saat prospektus diterbitkan, saham MERI dimiliki oleh PT Merry Riana Indonesia (74,99%), PT Tancorp Investama Mulia (25,00%), dan Alva Christopher Tjenderasa (0,01%), suami Merry Riana. Tancorp sendiri merupakan grup usaha milik konglomerat Hermanto Tanoko yang masuk sebagai investor pada 2024.

Meski pembukaan perdana sahamnya cukup positif, IPO MERI mengalami downsizing atau penurunan jumlah emisi dari rencana awal. Berdasarkan prospektus terbaru, harga pelaksanaan ditetapkan di batas bawah Rp128/saham, lebih rendah dari harga maksimal Rp150/saham dalam bookbuilding.

Jumlah saham yang dilepas juga menyusut menjadi 235,13 juta saham, dibandingkan target awal 266,66 juta saham. Dengan demikian, total dana yang dihimpun juga lebih kecil, yakni sekitar Rp30,9 miliar, turun dari potensi maksimal sebelumnya sebesar Rp39,9 miliar.

(dhf)

No more pages