Beberapa prompt yang ia sarankan antara lain:
Perencanaan karier: "Bertindaklah sebagai pelatih karier. Saya baru saja kehilangan pekerjaan di industri game. Bantu saya menyusun rencana 30 hari untuk bangkit, meneliti posisi baru, dan mulai melamar tanpa merasa jenuh."
Bantuan resume dan LinkedIn: "Berikut resume saya saat ini. Berikan tiga versi: untuk peran AAA, untuk platform/penerbitan, dan untuk kepemimpinan startup."
Jaringan dan koneksi: "Tulis pesan yang hangat untuk menghubungi kembali rekan lama atau menyapa HRD studio incaran."
Namun, pendekatan ini dianggap tidak sensitif oleh sejumlah kalangan, mengingat situasi emosional yang dialami para karyawan setelah kehilangan pekerjaan. Tak sedikit yang menyayangkan bahwa alih-alih menawarkan dukungan langsung atau advokasi, seorang eksekutif justru menyarankan bantuan dari chatbot.
Para manajer Xbox sebelumnya telah memperkirakan PHK ini akan memengaruhi sekitar 617 karyawan di kantor pusat Seattle. Ini merupakan PHK besar keempat dalam 18 bulan terakhir yang dilakukan Microsoft di divisi game-nya, menambah catatan gelap restrukturisasi perusahaan yang terus berlanjut.
Tak hanya itu, pada Mei lalu Microsoft juga menerapkan kebijakan kontroversial berupa larangan re-hire selama dua tahun bagi karyawan yang diberhentikan karena alasan kinerja. PHK itu bahkan disebut sebagai bentuk "pengurangan yang baik" oleh manajemen. Ironisnya, kebijakan ini dilakukan di tengah pengumuman Microsoft yang menyiapkan investasi sebesar US$80 miliar (Rp1.298 triliun) untuk pengembangan AI.
(ain)