Bloomberg Technoz, Jakarta - Bursa saham Indonesia bisa kembali terguncang, terlebih pemerintah gagal meraih kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat jelang tenggat pemberlakuan tarif Trump pada 9 Juli 2025.

Pemerintah Indonesia pun harus bergerak cepat mengamankan komitmen dagang bilateral, demi menyelamatkan ekspor, arus modal, dan stabilitas rupiah yang tengah rapuh.

Dalam laporan riset terbaru Kiwoom Sekuritas Indonesia, Head of Research Liza Camelia Suryanata menyoroti bahwa Indonesia saat ini masih dalam tahap negosiasi intensif dengan pemerintah AS, sementara beberapa negara pesaing sudah lebih dahulu mengamankan kesepakatan. 

Vietnam, misalnya, berhasil memangkas tarif ekspor ke AS dari 46% menjadi hanya 20%, sebagai imbal balik atas komitmen impor barang AS dan kerja sama teknologi. India, China, dan Uni Eropa juga telah mengamankan framework agreement.

Indonesia sendiri dikenakan tarif tetap (fixed tariff) sebesar 32%, lantaran dinilai menerapkan sejumlah hambatan perdagangan seperti kebijakan TKDN, penahanan devisa hasil ekspor (DHE), dan izin impor yang ketat.