Logo Bloomberg Technoz

Potret Perniagaan Beras di Jakarta di Tengah Riuh Kasus Oplosan

Andrean Kristianto
12 August 2025 17:42

Pekerja mengangkat karung beras di salah satu agen di Kawasan Pejaten, Jakarta, Selasa (12/8/2025) (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Pekerja mengangkat karung beras di salah satu agen di Kawasan Pejaten, Jakarta, Selasa (12/8/2025) (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Harga beras nasional masih melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) di tengah maraknya kasus beras oplosan. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Harga beras nasional masih melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) di tengah maraknya kasus beras oplosan. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Selain itu pemerintah juga akan menghapus jenis beras premium dan medium. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Selain itu pemerintah juga akan menghapus jenis beras premium dan medium. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Kenaikan harga beras terjadi di tengah melimpahnya stok beras Perum Bulog. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Kenaikan harga beras terjadi di tengah melimpahnya stok beras Perum Bulog. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Tingginya harga beras diklaim karena stok gabah di lapangan sangat terbatas. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Tingginya harga beras diklaim karena stok gabah di lapangan sangat terbatas. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Harga beras yang naik dikeluhkan oleh sejumlah pedagang. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Harga beras yang naik dikeluhkan oleh sejumlah pedagang. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Untuk menjaga harga jual tidak naik, pedagang sembako lebih memilh mengganti merek beras yang lebih murah. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Untuk menjaga harga jual tidak naik, pedagang sembako lebih memilh mengganti merek beras yang lebih murah. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Adanya isu beras oplosan juga mengakibatkan sejumlah merek beras premium di retail modern langka. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Adanya isu beras oplosan juga mengakibatkan sejumlah merek beras premium di retail modern langka. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Pekerja mengangkat karung beras di salah satu agen di Kawasan Pejaten, Jakarta, Selasa (12/8/2025) (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Harga beras nasional masih melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) di tengah maraknya kasus beras oplosan. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Selain itu pemerintah juga akan menghapus jenis beras premium dan medium. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Kenaikan harga beras terjadi di tengah melimpahnya stok beras Perum Bulog. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Tingginya harga beras diklaim karena stok gabah di lapangan sangat terbatas. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Harga beras yang naik dikeluhkan oleh sejumlah pedagang. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Untuk menjaga harga jual tidak naik, pedagang sembako lebih memilh mengganti merek beras yang lebih murah. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Adanya isu beras oplosan juga mengakibatkan sejumlah merek beras premium di retail modern langka. (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga beras nasional masih melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) di tengah maraknya kasus beras oplosan serta lambatnya penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Data panel harga Badan Pangan Nasional menunjukkan harga beras premium secara nasional sebesar Rp16.134 per kilogram, naik 8,28% dari HET yang ditetapkan sebesar Rp14.900 per kilogram.

Harga beras medium secara nasional tercatat sebesar Rp14.579 per kilogram, lebih tinggi 16,63% dibandingkan HET senilai Rp12.500 per kilogram.

Salah satu pedagang beras di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, mengaku harga terus mengalami kenaikan dalam beberapa waktu terakhir.

“Naik terus bang, biasanya kita jual beras seperti ini (Beras SLYP Super Karawang) Rp640 ribu per karung sekarang kita jual Rp652 ribu per karungnya,” ujar Fakhri Hasibuan kepada Bloomberg Technoz.

Kenaikan harga beras juga dikeluhkan oleh salah satu pedagang sembako di Jati Padang, Jakarta Selatan, bernama Jujun. Ia mengaku lebih memilih mengganti merek beras agar harga jual tetap dapat dijangkau oleh konsumen.

“Biar harga jual ga naik, jadi biasanya kita kualitas yang bagus, karena naik jadi kita nyari yang kualitasnya yang lumayan supaya stabil, jadi saya jujur, ini beras bukan seperti yang kemarin ke pembeli karena apa kalau kayak kemarin ga mungkin kita jual Rp13.000/kg pasti Rp14.500/kg,” ungkap Jujun.

Sedangkan ketersediaan beras premium disejumlah gerai ritel modern terpantau kosong. Berdasarkan pantauan Bloomberg Technoz di dua minimarket wilayah Pamulang, Tangerang Selatan, menunjukkan sejumlah merek beras premium tidak tersedia, namun beras premium merek Larisst dijual seharga Rp74.500 di salah satu Indomaret Fresh.

(dre/ain)