Logo Bloomberg Technoz

Proyeksi Ekonomi 2026: Bappenas Paling Optimis, BI Patok Rendah

Dovana Hasiana
03 July 2025 14:56

Rapat di DPR RI (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Rapat di DPR RI (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) dan Bank Indonesia (BI) memiliki pandangan yang berbeda soal proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026.

Kementerian PPN/Bappenas memiliki proyeksi pertumbuhan ekonomi yang paling optimistis, yakni dalam kisaran 5,8%-6,3% dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026. Kemenkeu berada dalam posisi kedua dengan angka proyeksi pertumbuhan 5,2-5,8% dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026. Sementara, BI memiliki proyeksi pertumbuhan ekonomi yang paling rendah, yakni 4,7%-5,5% pada 2026.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menilai Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi pada level 6,3% pada 2026 untuk menuju target 8% pada 2029. Namun, dengan pertimbangan ketidakpastian global, maka kementeriannya menetapkan batas bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi pada level 5,8% pada 2026.


"Pertumbuhan ekonomi 2026 dari sisi pengeluaran didorong oleh konsumsi masyarakat, investasi dan ekspor. Dari sisi lapangan usaha, utamanya didorong industri pengolahan, penyediaan dan produksi pertanian," ujar Rachmat dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat, dikutip Kamis (3/7/2025).

Berdasarkan perhitungan Kementerian PPN/Bappenas, Indonesia membutuhkan investasi Rp8.297,8 triliun agar ekonomi bisa tumbuh 6,3% pada 2026. Dari total tersebut, investasi pemerintah yang merupakan belanja modal dan fisik dari pemerintah pusat dan daerah hanya Rp349,9 triliun atau 4,22%. Sehingga, investasi dari masyarakat/swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi penting.