Logo Bloomberg Technoz

Sebelum mendirikan Akseleran Maret 2017, pada Februari 2012, Ivan Tambunan bergabung dengan Allen & Overy sebagai pengacara spesialisasi transactional banking law, menangani transaksi besar seperti pembiayaan proyek dan akuisisi—termasuk akuisisi Newmont Nusa Tenggara oleh Medco & AP Investment—sebelum meninggalkan firma tersebut pada Maret 2017, dilansir dari profilnya pada laman LinkedIn.

Perjalanan bisnis membuat Akseleran sempat berniat menawarkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) dua tahun lalu, namun diputuskan kemudian menundanya meski telah memasuki periode book building. Pada laman e-ipo per 30 Juni 2023, Akseleran sempat menawarkan hingga 2,98 miliar saham atau setara 29% dari modal disetor, dengan harga penawaran Rp100–Rp120 per saham. Total dana yang dibidik mencapai Rp358,61 miliar.

Ivan Tambunan yang menjadi juru bicara utama, menjelaskan bahwa penundaan IPO dipengaruhi oleh kondisi pasar makro dan likuiditas. Pasar yang tidak kondusif ini menjadikan Akseleran membutuhkan waktu lebih panjang untuk menjaring investor strategis yang tepat.

Pertimbangan lain adalah penurunan penyaluran pinjaman menjadi Rp2,85 triliun sepanjang 2023, dari Rp2,95 triliun pada 2022. Ia menargetkan momentum IPO dimungkinkan setelah pasar lebih kondusif.

“Penundaan IPO tidak berdampak terhadap kinerja keuangan. Justru, pada kuartal VI-2023 kami menargetkan penyaluran pendanaan sebesar 70% dari sebelumnya menargetkan pertumbuhan 2,2 kali hingga 2,3 kali atau setara dengan 220% dikarenakan tidak adanya ekspansi multifinance,” ungkap Ivan kala itu, dikutip Senin (23/6/2025). 

Kini Akseleran menghadapi tuduhan gagal bayar hingga miliaran rupiah ke sejumlah pemberi pinjamannya (lender), dimana terdapat enam lender yang diwakili oleh kantor hukum Badranaya Partnership melaporkan kerugian sebesar Rp1,67 miliar.

Ivan Tambunan belum memberi respons atas kasus laporan gagal bayar yang tengah ramai diperbincangkan publik. 

Pada akhir Desember 2022 saat penyusunan dokumen permohonan IPO, Akseleran mengklaim memiliki tingkat TKB90 99,59% dengan outstanding pinjaman mencapai sekitar Rp640 miliar. 

Sebagai catatan TKB90 menunjukkan tingkat keberhasilan pinjaman yang tidak terlambat lebih dari 90 hari dibandingkan dengan outstanding pinjaman. Semakin tinggi angka TKB90 menggambarkan kualitas kredit di sebuah platform Fintech P2P Lending. Namun, kini tingkat keberhasilan bayar 90 hari atau TKB90 Akseleran hanya 45,11%, mengutip data di situs resmi perusahaan.

TKB90 45,11% menunjukkan tingkat wanprestasi 90 hari atau TWP90 mencapai 54,89%—setengah lebih dari total pinjaman yang disalurkan Akseleran. Lalu, TKB lainnya yang jangka waktunya lebih pendek bahkan lebih rendah. TKB60 sebesar 32,54%; TKB30 sebesar 23,72%; dan TKB0 hanya 13,65%.

Sementara, TKB Totalnya diklaim mencapai 98,58%. TKB Total merupakan angka perbandingan nilai kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) terhadap total nilai pendanaan yang berhasil disalurkan.

(prc/wep)

No more pages