"Kalau energi ini lepas, bisa timbul gempa besar, bahkan tsunami," tulis BMKG.

Mereka mengklaim peringatan tentang potensi gempa megathrust adalah kerja ilmiah yang didasarkan pada data sejarah dan geologi; bukan untuk menimbulkan kepanikan. Hal ini merujuk pada data terakhir terjadinya gempa megathrust yang tercatat secara periodik tiap 300 tahun yaitu pada 1700an.

Berdasarkan data BMKG, segmen megathrust di Selat Sunda terakhir kali melepaskan gempa besar pada 1757. Sedangkan segmen Mentawai-Siberut terakhir kali aktif saat gempa bumi 1797.

"Kondisi ini dikenal sebagai seismic gap; yaitu wilayah yang secara geologis menyinpan potensi besar karena lama tidak melepaskan energi. Jadi, meskipun belum terjadi, potensi itu nyata dan harus kita waspadai," tulis BMKG.

Potensi Magnitudo Gempa Megathurst di Indonesia

Megathrust Aceh-Andaman: 9,2

Megathrust Nias-Simeulue: 8,7

Megathrust Batu: 7,8

Megathrust Mentawai-Siberut: 8,9

Megathrust Mentawai-Pagai: 8,9

Megathrust Enggano: 8,4

Megathrust Selat Sunda: 8,7

Megathrust West-Central Java: 8,7

Megathrust East Java: 8,7

Megathrust Sumba: 8,5

Megathrust North Sulawesi: 8,5

Megathrust Philippine: 8,2

Megathrust Papua: 8,7

(azr/frg)