Logo Bloomberg Technoz

Kapitalisme Bikin Ekonomi RI Tak Rata, Prabowo Pilih Jalan Tengah

Dovana Hasiana
21 June 2025 14:00

Presiden Prabowo Pimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila, Gedung Pancasila Senin (02/06/2025) (Dok. YouTube Setpres)
Presiden Prabowo Pimpin Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila, Gedung Pancasila Senin (02/06/2025) (Dok. YouTube Setpres)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menyoroti bahwa elite di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, mengikuti filosofi kapitalisme yang cenderung laissez-faire, sistem ekonomi di mana pemerintah tidak ikut campur dalam kegiatan ekonomi.

Meski pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5% dalam tujuh tahun terakhir, lanjut Prabowo, tetapi hanya kurang dari 1% masyarakat Indonesia yang menikmati kekayaan. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak merata.

"[Ekonomi] Kami telah tumbuh 5% secara terus-menerus, terutama dalam tujuh tahun terakhir. Namun, kami belum berhasil mewujudkan apa yang disebut trickle down effect [kebijakan untuk kelompok kaya yang akan memberikan manfaat untuk seluruh masyarakat]," ujar Prabowo dalam agenda Saint Petersburg International Economic Forum yang disiarkan secara virtual, dikutip Sabtu (21/6/2025). 

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia ialah 5,17% pada 2018; 5,02% pada 2019; -2,07% pada 2020; 3,7% pada 2021; 5,31% pada 2022; 5,05% pada 2023; dan 5,03% pada 2024. Maka, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3,89% selama 2018-2024.

Pada 2024, BPS mencatat rasio gini atau gini ratio Indonesia sebesar 0,381 pada September 2024. Angka ini naik dibandingkan 0,379 pada Maret 2024. Gini ratio merupakan ukuran pemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Nilainya membentang dari 0 hingga 1. Makin kecil angkanya, kondisi makin merata. Sebaliknya, makin mendekati 1, makin timpang.