Sel punca manusia kemudian disuntikkan ke dalam embrio, dengan harapan bahwa sel manusia - dan bukan sel hewan - akan membentuk organ tersebut. Beberapa kelompok telah menggunakan metode ini untuk menumbuhkan otot manusia dan sel pembuluh darah pada embrio babi.
Menurut Lai Liangxue, ahli biologi perkembangan di Guangzhou Institutes of Biomedicine and Health, Akademi Ilmu Pengetahuan China, yang memimpin penelitian terbaru, menjelaskan bahwa spesies donor babi punya ukuran dan anatomi sebanding dengan manusia.
Dalam upaya penelitikan menumbuhkan ginjal manusia sebelumnya, pada tahap awal, embrio babi yang bertahan hidup hingga satu bulan pada induk babi yang sedang hamil. Lai ingin melihat apakah hasil yang sama dapat dilakukan pada jantung.
Pada penelitian studi lain yang dipublikasikan oleh Journal of the American Heart Association yang dikutip, Senin (16/6/2026), tim peneliti dari Universitas Missouri dan Universitas Pittsburgh juga mengungkapkan, sebanyak tujuh tahapan perkembangan embrio babi diamati, mulai dari hari ke-20 hingga hari ke-115 gestasi (saat lahir).
Pengamatan dilakukan melalui kombinasi pemindaian resonansi magnetik (MRI), mikroskop konhfokal episkopik tiga dimensi, dan diseksi anatomis. Model penyakit jantung bawaan dikembangkan dengan mengedit gen SAP130 menggunakan teknologi CRISPR/Cas9 pada oosit yang kemudian dibuahi dan dikultur hingga menjadi embrio. Embrio atau anak babi hasil edit gen kemudian dievaluasi secara anatomi dan histopatologi.
Adapun hasil dari penelitian tersebut menunjukkan, pada hari ke-20 gestasi, jantung embrio babi telah membentuk struktur loop dengan atrium dan ventrikel primitif serta satu saluran keluar (outflow tract) tunggal. Proses septasi atrium dan ventrikel mulai terjadi pada hari ke-26 hingga ke-30. Katup trikuspid dan mitral terbentuk dan mengalami pematangan struktur pada hari ke-35 hingga ke-42. Perkembangan arteri koroner juga sudah dapat diamati sejak hari ke-26.
(prc/wep)
































