Logo Bloomberg Technoz

Berikut adalah sepuluh tantangan utama yang kini tengah dihadapi Apple:

1. Ketertinggalan dalam Pengembangan AI

Sejak kehadiran ChatGPT pada 2022, perusahaan teknologi berlomba-lomba mengintegrasikan AI generatif ke dalam produk mereka. Apple baru merespons lewat peluncuran Apple Intelligence, fitur AI yang bisa meringkas teks, menghasilkan gambar, dan menyaring data. Namun, teknologinya masih belum stabil, banyak bug, dan belum menawarkan keunggulan yang menonjol.

Pada ajang WWDC Juni lalu, Apple juga hanya sedikit menyinggung Siri dan AI, lebih fokus pada desain sistem operasi. Sejauh ini, langkah nyata mereka adalah membuka teknologi AI untuk pengembang pihak ketiga.

2. Sulitnya Menemukan Inovasi Baru

Setelah membatalkan proyek mobil listrik senilai miliaran dolar, Apple belum memiliki sumber pendapatan baru yang signifikan. Beberapa proyek lainnya pun dihentikan, seperti pengembangan layar jam tangan internal dan Apple Watch berkamera.

Apple kini tengah mengembangkan perangkat rumah pintar serta kacamata pintar, yang direncanakan rilis tahun depan. Namun, ancaman datang dari mantan kepala desain Apple, Jony Ive, yang kini bekerja sama dengan OpenAI untuk menciptakan perangkat keras berbasis AI—potensi pesaing serius bagi Apple.

3. Vision Pro yang Belum Meyakinkan

Peluncuran Vision Pro, headset realitas campuran Apple, menjadi langkah besar untuk masuk ke teknologi spasial. Meski canggih secara teknis, perangkat ini dinilai terlalu berat, mahal, dan belum didukung cukup banyak konten. Apple kini tengah mengembangkan versi yang lebih ringan dan murah, tapi butuh waktu lama untuk benar-benar siap masuk pasar massal.

4. Ketergantungan pada Google

Apple mendapat sekitar US$20 miliar (sekitar Rp326 triliun) per tahun dari kerja sama menjadikan Google sebagai mesin pencari default. Namun, gugatan antimonopoli terhadap Google bisa membatalkan kesepakatan ini. Apple pun mulai membuka opsi kerja sama baru dengan penyedia AI seperti Perplexity dan OpenAI, terutama untuk integrasi dengan Siri.

5. Ketegangan dengan Pengembang dan App Store

Putusan pengadilan di AS mewajibkan Apple mengizinkan pengembang mengarahkan pengguna ke situs eksternal untuk transaksi pembayaran. Hal ini berpotensi menggerus pendapatan Apple dari komisi App Store dan memaksa perubahan dalam struktur bisnisnya.

Hubungan Apple dengan komunitas pengembang pun semakin tegang, karena banyak yang merasa aturan Apple terlalu memberatkan.

6. Tekanan Regulasi Global

Apple tengah menghadapi tekanan dari berbagai regulator. Di AS, Departemen Kehakiman menggugat perusahaan ini, sementara Uni Eropa telah memberlakukan Digital Markets Act (DMA) yang memaksa Apple membuka ekosistemnya: mengizinkan App Store alternatif, sistem pembayaran lain, dan pilihan browser default.

Langkah ini dapat mengganggu model bisnis tertutup Apple yang selama ini menjadi keunggulan sekaligus sumber keuntungan besar.

7. Ancaman Tarif dan Relokasi Produksi

Kebijakan tarif atas produk China mendorong Apple memindahkan sebagian lini produksinya ke India. Namun, hal ini belum tentu cukup meredam tekanan. Jika Trump kembali terpilih dan menerapkan tarif baru, Apple bisa terpaksa memproduksi di AS—sesuatu yang dianggap tidak ekonomis dan dapat membuat harga iPhone melambung tinggi.

8. Tantangan Suksesi Kepemimpinan

CEO Tim Cook, yang telah memimpin sejak 2011, akan menginjak usia 65 tahun tahun ini. Meski sukses membawa Apple ke valuasi US$3 triliun (sekitar Rp4.892 triliun), proses suksesi tetap menjadi tantangan besar. Sebagian besar eksekutif senior juga sudah mendekati usia pensiun.

Nama yang paling banyak disebut sebagai kandidat pengganti adalah John Ternus, kepala divisi perangkat keras. Namun, siapa pun penggantinya, Tim Cook akan menjadi sosok yang sulit digantikan.

9. Penurunan Penjualan di China

China, yang menjadi pasar sekaligus basis produksi utama Apple, kini berubah menjadi tantangan. Penurunan ekonomi, larangan terhadap produk teknologi asing, dan gempuran dari merek lokal seperti Vivo membuat posisi Apple melemah.

10. Pasar Smartphone yang Lesu

iPhone masih menyumbang hampir setengah dari total pendapatan Apple. Namun, minat konsumen untuk memperbarui perangkat terus menurun, terutama jika tidak ada fitur revolusioner.

Apple mencoba merespons lewat rencana peluncuran iPhone lipat pada 2026 dan model spesial ulang tahun ke-20 iPhone pada 2027. Tapi keberhasilannya masih harus diuji di tengah persaingan yang semakin padat.

(bbn)

No more pages