Logo Bloomberg Technoz

Ini Perbedaan Cara Hitung Bank Dunia dan BPS Soal Kemiskinan

Dovana Hasiana
11 June 2025 13:42

Ilustrasi kemiskinan di pemukiman kawasan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta, Senin (20/1/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Ilustrasi kemiskinan di pemukiman kawasan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta, Senin (20/1/2025). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Dunia (World Bank) memiliki metode perhitungan garis kemiskinan yang berbeda. Perbedaan tersebut menyebabkan tingkat kemiskinan di Indonesia yang ditetapkan Bank Dunia berbeda dengan penetapan BPS.

Bank Dunia melaporkan tingkat kemiskinan di Indonesia mencapai 68,25% dari populasi pada 2024 dalam June 2025 Update to the Poverty and Inequality Platform. Angka itu mengalami peningkatan dibanding tingkat kemiskinan 2024 yang tercantum berdasarkan laporan Macro Poverty Outlook April 2025, yakni hanya 60,3% atau 171,9 juta penduduk miskin. Tingkat kemiskinan yang naik di Indonesia terjadi seiring langkah Bank Dunia untuk mengubah garis kemiskinan. 

Sementara itu, BPS melaporkan persentase penduduk miskin pada September 2024 sebesar 8,57%, menurun 0,46 persen poin terhadap Maret 2024 dan menurun 0,79 persen poin terhadap Maret 2023

Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) mengatakan perbedaan cara perhitungan garis kemiskinan ini terjadi karena kedua entitas tersebut memiliki tujuan yang berbeda.

Dalam hal ini, BPS memiliki tujuan untuk menangkap profil kemiskinan, sementara Bank Dunia bertujuan untuk melakukan perbandingan tingkat kemiskinan secara internasional.